Oleh. Farkhan Evendi.MAP*)

Partai Demokrat terus bergerak dengan spirit menjaga nilai demokrasi, kebinekaan dan terus berupaya berbuat yang terbaik untuk rakyat.

Partai Demokrat juga selalu berusaha memberi solusi dan ingin tetap bersama rakyat, dalam rangka membangkitkan semangat mereka yang akhir-akhir ini dirasa mulai turun, akibat didera himpitan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang tidak ‘menyenangkan’.

Kesabaran dan konsistensi ini tentu saja sudah dimulai oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama sepuluh tahun yang lalu, ketika memegang pemerintahan.
Lebih dari itu, yang cukup menonjol adalah kematangannya dalam menimbang suatu perkara, karismanya dan juga ketenangannya dalam mengelola semua informasi dan problem bangsa.

Hal ini dipraktekkan ketika beliau menjaga jalannya laju bangsa, menghadapi tantangan keamanan, isu SARA, terorisme, pemberantasan korupsi, menjaga pertumbuham ekonomi, mengeluarkan subsidi rakyat dan lain-lain.

Semua ditangani dengan apik tanpa memunculkan gelombang kerusuhan dan protes yang berarti. Rakyat dijamin ketenangannya, kedamaiannya.

Sesudah pemerintahan beliau, keadaan relatif berubah, beberapa problem krusial kemasyarakatan boleh dibilang mulai tumbuh. Polarisasi politik akibat pilpres menjurus pada ketegangan sosial. Perbedaan paham beragama menjadi bibit permusuhan yang terus membesar dan semoga bisa diatasi.

Kohesi sosial berada di titik nadir, bahkan pandangan hidup bersama terasa lumer akibat agitasi dan kepentingan politik sesaat. Bahkan keadaan perekonomian kita bersama semakin hari terasa semakin tidak menentu. Banyak kabar tentang kemelaratan rakyat, banyak kabar ketidakmampuan negara membayar kewajibannya. Dan banyak kabar pula mengenai duka lara, muncul di mana-mana.

Indonesia memerlukan figur baru. Generasi baru yang bisa cair dengan semua kalangan, baik birokrat, ulama atau kelompok nasionalis. Figur yang bisa menyelami hati kelompok sektoral lain seperti petani, buruh, nelayan, kaum miskin kota atau desa untuk mendengar keluh kesah dan problem kesehariannya, demi untuk membangun sinergi yang kuat. Demi menjawab tantangan Indonesia menghadapi geo-politik dunia dan tantangan dalam negeri yang begitu berat.

AHY, menurut hemat saya, merupakan sosok tepat. Beliau konsolidator baru, motivator anak muda, ‘match maker’ (perekat beragam warna politik) dan mampu menjadi ‘melting pot’ (wadah yang menyatukan) berbagai elemen yang ada. Lebih dari itu, AHY merupakan diri yang cepat dan gampang bergaul, santun dan rendah hati.

Kadang kediriannya sering disalahtafsiri sebagai diri yang elite dan sulit ‘dijamah’. Padahal sesungguhnya malah sebaliknya. Beliau supel dan humble. Tradisi yang selama ini membesarkannyalah, yang kadang mengesankan AHY tampak formil. Dan keadaan ini sering kali dibesarkan-besarkan oleh mereka yang memiliki niat buruk pada Demokrat. Dibully-nya AHY, bahkan ada juga yang mencaci maki.

Hebatnya, dengan mereka yang sering menyudutkan, AHY tidak pernah bereaksi, selalu bersikap tenang dan berpikir positif terhadap semuanya. Dengan kematangan dan kedewasaan mental semacam ini, saya yakin, AHY akan mampu memberi warna baru, mengajak semua kalangan untuk bangkit dari mental ‘Inferiority Complex’ bahkan menakhodai bangsa ini. Semoga selalu ada kesempatan!

Tidak bisa dipungkiri, pekerjaan kita saat ini sesungguhnya adalah menjaga kekompakan bangsa, menjaga harmoni sosial kita bersama yang hampir retas.

Masing-masing diri mesti mulai berlaku sesuai dengan posisi dan perannya masing-masing. Pemerintah perlu memastikan keberlangsungan hidup rakyatnya dengan adil dan sejahtera. Dan sebaliknya, rakyat perlu mendukung program-program yang baik serta bertanya bahkan protes jika ada kebijakan yang tidak tepat. Dan peran terahir inilah letak strategis partai, apa pun warnanya. Dan tentu saja, partai akan sangat bergantung kepada ketua umumnya, dalam menakhodai partai ataupun mengawal aspirasi rakyat.

Keadaan semacam di atas, pernah dirasakan pada zaman SBY. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mampu membawa suasana dinamis, baik pemerintah dan oposisi berdialektika untuk kepentingan rakyat. Semoga talenta dan kearifan budi pekerti ini terwarisi oleh sosok Agus Harimurti Yudhoyono.

Menimbang dari berbagai sisi di atas, secara subjektif, saya mengatakan, bahwa AHY memiliki bekal cukup untuk melanjutkan tugas-tugas tersebut. Baik yang bersifat kepartaian maupun tugas-tugas kebangsaan. Dan ini adalah sekaligus letak strategis AHY. Beliau bukan saja semata menjaga amanat Demokrat, akan tetapi beliau sepertinya lahir sekaligus sebagai agen perubahan bangsa. Lahir untuk republiken.

Jika dinilai, AHY sudah teruji mengawal perintah Partai Demokrat. Beliau mampu menjaga partai agar tidak terdegradasi pada Pemilu 2019. Di samping itu, AHY juga sampai saat ini, membawa Demokrat tetap berdiri bersama rakyat. Dibuktikan dengan suara yang lantang dan tepat soal kebocoran Jiwasraya, menolak Omnibus Law dan penguatan lembaga KPK dan lain sebagainya.

Di tangannya, Partai Demokrat kini juga makin diterima di kalangan milenial dan akademisi. Dengan kecerdasan dan pesonanya, AHY banyak diundang untuk mengisi kuliah umum di kampus-kampus.

Jadi, bukan karena pertimbangan keluarga Partai Demokrat meminta AHY melanjutkan estafet kepemimpinan dan cita-cita para pendahulunya. Melainkan berdasar pada pertimbangan rasional dan strategis mengenai medan politik dan tantangan zaman ke depan. Semua ini untuk melanjutkan perjuangan membela kepentingan rakyat dan memajukan bangsa.

Agenda berat terdekat Demokrat adalah bagaimana memenangkan hati rakyat dalam kontestasi pilkada yang digelar secara serentak di tahun 2020 ini. Bagaimana Demokrat memilih para calon pemimpin rakyat, dan bagaimana pula memenangkannya dalam pesta rakyat tersebut.

Pekerjaan berat ini ke depan harus dilakukan secara bersama-sama, segenap elemen Partai Demokrat, organisasi sayap, kepanjangan elemen ‘think tank’ di luar partai seperti The Yudhoyono Institute dan lain-lain untuk membesarkan Partai Demokrat.

Dasar bangsa kita adalah Pancasila yang spiritnya ialah Nasionalis-Religius. Kita adalah pejuang bagi cita-cita keadilan dan kemakmuran rakyat. Kita haruslah mewarisi semangat dan keteguhan Bapak SBY dalam membela yang lemah, memajukan bangsa.

Dan semoga perjuangan kita semakin mendapat ridha dari Allah; Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi kekuatan tak terkira.

Demokrat bersama AHY, terus bersemangat memperjuangkan Indonesia yang aman, adil, dan sejahtera!

*)Ketua Umum Bintang Muda Indonesia dan pemerhati sosial politik