Oleh: Boyke Novrizon*)
Pilpres 2019 merupakan pertarungan politik masa depan bagi 15 partai peserta pemilu di tahun 2019, karena itu berbagai macam cara dan gaya dilakukan parpol untuk meraih hati rakyat dalam meraih kemenangan.
Cara-cara santun dan bersih dalam berpolitik tentunya tetap menjadi kepatutan yang paling utama diperjualbelikan di muka publik demi meraih simpatik rakyat.
Di lain sisi di saat parpol sedang giatnya menunjukan kesantunannya bukan saja untuk memenangkan hati rakyat tapi juga dalam membuka lembaran komunikasi sesama parpol untuk menentukan persamaan presepsi menuju Koalisi Besar Politik 2019, saudara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto malah bersikap terbalik dengan melakukan “blunder politik” menggunakan cara-cara kotor menyebarkan berita yang dapat menimbulkan gejolak politik baru dengan Partai Demokrat.
Pernyataan Sekjen PDIP yang sungguh mengejutkan dan penuh dengan motif politik di tahun politik ini tentunya kita anggap cuitan yang sangat jahat untuk menggeser prasangka buruk masyarakat Indonesia yang saat ini mengarah kepada PDIP atas kesaksian Setnov tentang keterlibatan kader-kader utama PDIP di antaranya Puan Maharani, Pramono Anung, Ganjar Pranowo dalam persengkokolan merampas uang Negara atas praktik korupsi E-KTP yang dilakukan berjemaah ini.
Cuci tangan dan fitnah yang telah dilempar oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada Partai Demokrat dan juga Pemerintahan Bapak SBY tentunya di luar akal sehat, sakit dan tidak waras, baik di mata Partai Demokrat dan juga masyarakat Indonesia.
Negara Indonesia negara hukum maka itu kita serahkan segala persoalan hukum/korupsi yang telah dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali agar dapat diproses oleh KPK secara benar, jujur dan terbuka di depan publik rakyat Indonesia, jangan kasus korupsi E-KTP yang telah disinyalir di publik luas yang katanya telah dilakukan oleh para tokoh-tokoh besar dan pejabat negara di republik ini dan kebenaran juga sekaligus sebagai kader kader utama PDIP sebagai parpol penguasa saat ini mau coba untuk ditutupi, dibualkan atau dilenyapkan dengan begitu saja, bahkan mau dibelokkan arahnya ke Partai Demokrat.
Cara politik yang tidak cerdas dan bodoh yang telah dilakukan oleh Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP dengan melemparkan virus fitnah tentunya sangat merugikan keberadaan dan posisi PDIP di depan publik dan masyarakat Indonesia secara luas dalam menghadapi Pilpres 2019, sebab masyarakat akan menilai bahwa PDIP adalah parpol yang bertabiat memproduksi berita fitnah, hoax dan juga parpol yang menjadi sumber huru hara politik. Cukuplah kebodohan Hasto hanya dirasakan sama dirinya sendiri dan jangan ditularkan kebodohan itu kepada Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai putri sang Proklamator dan juga pahlawan besar Indonesia, Bpk. IR. Soekarno dan PDIP sebagai parpol besar yang penuh sejarah di-Indonesia.
Mungkin cara yang baik untuk menghapus predikat buruk yang saat ini dipangku sama PDIP maka ada baiknya PDIP dan Ibu Megawati mengganti posisi sekjen pada saudara Hasto dengan sekjen baru. Kita mengakui banyak kader-kader PDIP yang jauh lebih baik, cerdas, santun, negarawan dan sejuk.
*)Wakil Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat
(PolitikToday/dik)