Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ibu Ani Yudhoyono bersantap malam di Allure Food Court, Wonosobo, Jawa Tengah, dan berbaur bersama masyarakat, Minggu malam (28/10/2018)

Minggu malam (28/10/2018) kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ibu Ani Yudhoyono bersantap malam di Allure Food Court, Wonosobo, Jawa Tengah. Mereka berbaur bersama masyarakat untuk menonton laga Tim U-19 vs Jepang.

Tim U-19 kalah malam itu, tapi mereka menang di hati rakyat. Kita semua, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Rote sampai Kepulauan Talaud, menyaksikan sendiri betapa habis-habisannya perjuangan mereka membela marwah Indonesia di mata dunia internasional.

Serupa juga dengan SBY. Malam itu, ratusan orang berterima kasih atas jasa-jasa SBY selama memimpin Indonesia. Banyak ibu-ibu yang menangis haru karena merasa terbantu oleh program-program pro-rakyat di era kepemimpinan SBY. Ini bukan peristiwa pertama, dan pasti bukan yang terakhir.

Sepanjang sepuluh tahun kepemimpinan SBY, terlepas dari kekurangannya, rakyat paham betapa kerasnya perjuangan SBY untuk membangun Indonesia. Juga untuk menyejahterakan rakyat dan mengembalikan kejayaan Indonesia di forum-forum internasional.

Kalau ada yang bilang mata SBY makin sembab sejak menjabat Presiden RI, itu benar. Selama menjabat Presiden, waktu rehat SBY amat sempit. Dia hanya tidur dua jam sehari. Selebihnya, SBY mengabdikan hidupnya bagi pencapaian Indonesia Raya. Ini cerminan dari pernyataan yang selalu diulang-ulang SBY: “Rakyat Harus Lebih Sejahtera.”

Dari tangan, pikiran dan hati SBY lahirnya program-program pro-rakyat. Misalnya BPJS, BOS, Beasiswa Bidik Misi, PNPM, BLT/BSLM, PNPM, KUR, Subsidi BBM dan banyak lagi. Sebagian besar program ini masih dilaksanakan oleh pemerintah hari ini meski namanya diganti. Sebagian yang lain dihapus. Tak apalah. Setiap presiden punya kebijakan masing-masing. Tapi satu yang pasti, program-program pro-rakyat era SBY benar-benar menyentuh sanubari rakyat.

Program-program pro-rakyat era SBY benar-benar mampu menjawab kebutuhan rakyat. Bagaimana bisa? Karena sepanjang kepemimpinannya, SBY menerapkan pemerintah “telinga”. SBY mendengar langsung aspirasi dan harapan rakyat, dan sungguh-sungguh mencarikan solusinya. Setiap kebijakan yang ditetaskan SBY, selalu berpikir masak-masak. Apa dampaknya bagi rakyat? Karena rakyat adalah yang utama.

Hari ini banyak politikus yang menyangkal kerja keras SBY. Bahkan ada upaya untuk mendegradasi segenap pencapaian SBY. Strateginya luar biasa. Sumber daya yang dikerahkan spektakuler. Satu-satunya kesilapan mereka adalah nama baik SBY. Seperti lirik lagu Rahasia Perempuan-nya Ari Lasso, sentuhlah dia tepat di hatinya. Ya, SBY sudah sukses menyentuh hati rakyat. Perasaan ini tidak bakal luntur oleh tsunami hoaks.

Hari ini ke mana pun SBY melangkah, ribuan orang berduyun-duyun menyambut. Mau di perkotaan atau  pedesaan, baik di kawasan pesisir maupun pegunungan. Tanpa dikomandoi, ribuan rakyat menyongsong kedatangan SBY.  Mereka berasal dari banyak kalangan. Bersendal jepit atau berbatik sutera, tamatan SD hingga lulusan universitas luar negeri.

Semuanya tumplek kabeh di lokasi-lokasi yang dikunjungi SBY. Mereka berebut melepas rindu kepada SBY Kerap pula mereka hadir untuk berkeluh-kesah seolah-olah SBY masih presiden definitif. Mereka diterima SBY dengan baik, tanpa jarak. Semua keluh kesah dicatat SBY dan Ani Yudhoyono. Lalu ditindaklanjuti oleh kader-kader Partai Demokrat, baik yang mengabdi di legislatif maupun eksekutif. Demikianlah pendabdiaan SBY untuk rakyat Indonesia. Tidak luntur meski dirinya sudah menjadi mantan presiden.

SBY adalah salah satu sosok ideal atas kepemimpinan yang menyentuh hati. Dia telah menanam prasasti  di hati rakyat. Warisan SBY bagi pembangunan wajah Indonesia tak akan lekang oleh zaman. (Rahmat Thayib/plimbi.com/wan)