Dokumentasi: Ibu Ani Yudhoyono membenarkan baret yang dikenakan Abdullah Rasyid saat Rapimnas Demokrat 2018. (dokpri)

Jakarta: Sekretaris Departemen Dalam Negeri DPP Partai Demokrat Abdullah Rasyid  menegaskan pertemuan tertutup Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Menkopolhukam Wiranto hanya membahas isu politik ke depan. Pertemuan itu berlangsung di rumah SBY, Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, 18 April 2018.

“Masalah politik, Pemilukada, Pilpres yang akan datang, karena Pak Wiranto kan sebagai Menteri Polhukam, ya tentu menyangkut tentang itu,” kata Rasyid di Jakarta, Kamis malam (19/4).

Rasyid mengatakan pertemuan SBY dengan Wiranto semestinya dilihat secara positif.

“Saat situasi politik negara sedang hangat dengan adanya pilkada serentak dan persiapan pemilu,” ujarnya.

Lebih dari itu, Rasyid memandang pertemuan tersebut harus diapresiasi sebagai bentuk upaya ‘mendinginkan’ suhu politik saat ini.

“Pak Wiranto tentu membutuhkan pengalaman Pak SBY sebagai Presiden RI ke-6, yang  dalam 2 periode kepemimpinannya  berhasil mengantarkan proses demokrasi sehat pada bangsa, dengan terselenggaranya secara baik dan aman Pilpres 2014,” ujar politisi nasional asal Kota Medan ini.

Dikatakannya, SBY telah terbukti mampu mampu menjaga kondusifitas politik dan sosial di tanah air saat penyelenggaraan pilkada maupun pilpres lalu. Dan, itu bisa terwujud semata lantaran SBY mampu menjaga aparatur pemerintahan dan penyelenggara pemilu dalam posisi netral.

“Jadi, terkait pertemuan Pak SBY dengan Pak Wiranto, kita mengira spekulasi yang berkembang hanyalah spekulasi liar kelompok-kelompok yang tidak menginginkan peristiwa politik yang sedang terjadi dapat berlangsung damai serta hasilnya sesuai keinginan rakyat,” ia menguraikan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra, Ferry Juliantono berpendapat pertemuan itu membahas perkembangan kasus Bank Century yang menyeret nama Boediono, Wakil Presiden SBY periode 2009-2014.

Ferry menduga Wiranto melobi Presiden Ke-6 RI tersebut supaya Demokrat mendukung Jokowi. Kompensasinya adalah pengamanan kasus Century.

“Itu kali, ingin ditetapkannya Pak Boediono jadi tersangka. Jadi Pak Wiranto mungkin memberitahu perkembangan ke Pak SBY. Atau juga Pak Wiranto menyandera Pak SBY, kalau gitu Demokrat dukung Pak Jokowi saja. Pasti kurang lebih itu,” kata Ferry di FX Sudirman, Senayan, Jakarta, Kamis (19/4), sebagaimana dirilis merdeka.com.

(rilis/dik)