PIDATO
KETUA UMUM PARTAI DEMOKRAT
PROF. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
PADA PEMBUKAAN KONGRES KE-5 PARTAI DEMOKRAT
TAHUN 2020
JCC – JAKARTA, 15 MARET 2020
Bismillahhirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera
Shalom
Om Swastiastu
Namo Budaya
Salam Kebajikan
Para Pemimpin dan Kader Partai Demokrat, yang saya cintai dan saya banggakan
Saudara-saudaraku rakyat Indonesia, yang saya cintai dan saya muliakan
Alhamdulillah,
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Memulai pidato ini, saya ingin mengangkat kata-kata bijak, yang sarat dengan nilai dan makna. Yang bisa menginspirasi langkah perjuangan kita ke depan.
Sebagai manusia yang beriman, kita sering mendengar “manusia berencana, Allah yang menentukan”. Man proposes, God desposes. Artinya, manusia bisa berencana, bisa berihtiar.
Tetapi, pada akhirnya, Tuhan Yang Maha Kuasa-lah yang menentukan.
Namun, tak berarti kita tidak gigih dalam upaya dan perjuangan. Kehidupan yang kita arungi banyak memberi pelajaran, untuk meraih sukses, kita harus berupaya sekuat tenaga. Bekerja keras dan bersedia untuk berkorban.
Orang bijak mengatakan bahwa masa depan itu ”negotiable”, dapat dikompromikan. Saya yakin, Allah Swt akan menghitung seberapa besar kerja keras dan pengorbanan yang kita lakukan.
Tak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita besar.
Kita bisa terantuk dan jatuh dalam perjuangan kita. Namun, kalau jatuh, segera bangun dan berjuang lagi. Tak ada kata menyerah.
Hidup ini penuh dengan pasang dan surut. Gagal dan sukses. Kalau kalah jangan patah. Sebaliknya kalau menang tak
perlu terbang, dan lupa daratan. Sometimes we win, sometimes we learn.
Kita, Partai Demokrat, pernah mengalami semua itu. Kita pernah menang, namun juga pernah kalah. Semua yang kita alami itulah yang kini menjadi modal kita. Menjadi kekuatan perjuangan Demokrat ke depan.
Hari ini, di tempat ini, kita berkumpul untuk melanjutkan perjuangan ke depan. Hari ini, kita kembali menyatukan semangat, keyakinan, keber-samaan, pikiran cerdas dan kerja keras untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah. Insya Allah “kita bisa”. Demokrat Bisa.
Para peserta kongres dan hadirin sekalian,
Sebenarnya, Kongres Partai Demokrat 2020 ini ingin kita selenggarakan secara lebih akbar. Saya mendengar, para kader
Demokrat dari seluruh Indonesia, sudah bersiap untuk menghadiri-nya. Mereka ingin datang ke Jakarta, untuk menyemarakkan dan menyukseskan kongres ini.
Namun, situasi nasional bahkan internasional tidak memungkinkan untuk itu. Semua tahu, saat ini sedang terjadi
wabah virus korona di seluruh dunia. Bersamaan dengan itu, perekonomian global juga tengah mengalami goncangan. Negara kita, Indonesiapun tidak kebal dan mulai merasakan dampaknya.
Karenanya, dengan menjunjung tinggi semangat tenggang rasa dan juga empati, kongres ini kita selenggarakan secara sederhana. Durasi waktu kongres juga kita persingkat.
Protokol keamanan korona yang ketat juga kita berlakukan.
Panitia harus memproteksi semua peserta kongres, agar terjaga keselamatannya. Partai Demokrat juga harus mendukung
pemerintah, baik pusat maupun provinsi DKI Jakarta, dalam upaya melindungi warga negaranya dari ancaman virus korona.
Saya pribadi sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Jokowi, Menteri Kesehatan Terawan, Kapolri Jenderal Idham Azis, Gubernur DKI Jakarta Profesor Anies Baswedan, dan Ketua
Satgas Penanggulangan Virus Korona Letnan Jenderal Doni Monardo, menyangkut hajat kita ini.
Kita tidak boleh lengah dan lalai dalam melawan ancaman korona ini. Indonesia harus serius, sigap dan melakukan langkah-langkah yang nyata. Pemerintah, masyarakat, kita semua, harus bersinergi dan bekerja sama. Saya yakin ini pulalah harapan rakyat kita.
Saudara-saudara,
Lima tahun ke depan ini, bangsa Indonesia dan tentu Partai Demokrat ada di dalamnya, akan memasuki penggal sejarah yang penting dan menentukan. Menentukan bagi masa depan Indonesia.
Tantangan yang dihadapi Indonesia sungguh tidak ringan.
Situasi global dan kawasan Asia Pasifik tak akan selalu cerah.
Sementara, negara kita juga memiliki permasalahan dan tantangan internalnya.
Sekarang ini saja, 2 krisis besar tengah membayangi dunia.
Pertama, pandemi virus korona yang mengancam keselamatan manusia (human security). Kedua, goncangan ekonomi yang bisa melumpuhkan perekonomian global. Padahal, sebelum
kedua ancaman ini tiba, duniapun telah menghadapi tantangan besar. Misalnya, geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia; terjadinya perang dagang dan resesi ekonomi, serta lompatan teknologi yang membuahkan kejutan dan “disruption” pada kehidupan manusia.
Kita berharap, dunia tidak gagap dan tidak terlambat menghadapi semua ini.
Terus terang, dalam pengamatan saya, penanganan virus korona secara global kurang maksimal. Koordinasi dan sinergi
antar negara kurang. Hampir semua negara bertindak secara unilateral, sendiri-sendiri. Padahal, wabah korona ini menyebar melalui interaksi antar manusia sedunia. Ini kritik saya. Kita berharap koordinasi, sinergi dan kerjasama antar negara dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
Saya juga mengamati, dalam merespons dan menangani gejolak ekonomi saat ini, dunia kurang padu dan kurang bekerjasama. Kita jadi ingat, ketika terjadi krisis global tahun 2008-2009 yang lalu. Meskipun awalnya dunia gagap dan panik,
namun dengan cepat para pemimpin dunia segera bersatu dan melakukan aksi bersama. Sebagai pelaku sejarah, saya pribadi aktif terlibat di dalam-nya. Baik pada tingkat PBB, G-20, APEC, G-8 maupun ASEAN. Pikiran saya, kalau secara global situasi dapat dikendalikan, Indonesia akan selamat. Tentu secara nasional kita juga menjalankan manajemen krisis secara intensif, dengan melibatkan semua pihak.
Mengapa cerita ini saya ungkap? Dengan koordinasi dan kerjasama yang baikpun, diperlukan waktu 2 tahun untuk keluar dari puncak badai krisis waktu itu. Sebagai warga dunia saya berharap, dalam menghadapi krisis global, bekerja samalah wahai para pemimpin dunia. Selamatkan dunia bersama-sama.
Together you can.
Saudara-saudara, semua permasalahan global tersebut pasti berdampak pada Indonesia. Tugas besar Indonesia 5 tahun
mendatang menurut saya ada tiga. Pertama, bagaimana mengatasi dampak dari permasalahan dunia yang baru itu.
Kedua, bagaimana mengatasi permasalahan internal kita,
utamanya di bidang ekonomi. Sedangkan ketiga, bagaimana mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan lebih makmur di
tahun 2024 mendatang, sesuai “janji-janji kampanye” dalam Pemilu 2019 yang lalu.
Menurut pandangan saya, tak ada jalan pintas dan tak ada pula resep ajaib bagi Indonesia. Tiga tugas besar tersebut bisa
dilaksanakan jika bangsa ini makin bersatu, membangun kebersamaan, berpikir cerdas dan bekerja keras, di bawah kepemimpinan dan “direction” pemimpin nasional kita. Terlalu
sombong jika ada pihak yang merasa bisa bekerja sendiri.
Negarapun memerlukan dukungan rakyat. In crucial thing, unity.
Para kader Demokrat yang saya cintai,
Dalam kaitan itu semua, Partai Demokrat tentu tak mungkin berdiam diri.
Kita harus ikut menjalankan tiga tugas besar itu.
Sungguhpun Partai Demokrat bukan bagian dari koalisi, dan kader-kader utama kita tidak ada di dalam kabinet Presiden
Jokowi, namun secara moral kita ikut bertanggung jawab. Ikut bertanggung jawab atas nasib dan masa depan rakyat kita. Do nothing, berdiam diri, apatis dan membiarkan permasalahan yang ada di negeri ini, bukanlah sikap dan pilihan Partai Demokrat.
Jika akhir-akhir ini Demokrat kerap menyampaikan pandangan, saran dan terkadang kritik, ini merupakan tanggung
jawab moral dan politik Partai Demokrat. Karena tidak berada dalam koalisi, Demokrat tentu tidak bisa menyampaikannya secara langsung. Parlemen dan ruang publik adalah wahana
yang tepat bagi Demokrat untuk bersuara. Bersuara secara terang dan terbuka, disertai solusi dan rekomendasi.
Dalam kaitan ini semua, agar yang dilakukan para Kader Demokrat benar dan tepat, saya ingin menyampaikan pesan, ajakan dan harapan. Jika yang dilakukan Partai Demokrat tepat dan benar, sejarah akan mencatatnya sebagai bhakti kita kepada negara dan rakyat yang kita cintai.
Ada 2 pesan dan harapan saya.
Yang pertama, dan yang paling penting, Partai Demokrat harus senantiasa mengutamakan kepentingan negara dan rakyat.
Kita sering mendengar “kesetianku kepada partai berakhir, mana-kala kesetiaan kepada negara memanggil”. Loyalty to my party ends, when loyalty to my country begins. Ini kelihatannya
klasik dan kuno. Mungkin ada pihak yang mencemooh kita. Tapi, dengarkan baik-baik para kader Demokrat, apa yang hendak saya katakan ini.
Salah satu implementasi dari “utamakan kepentingan rakyat” adalah dengan memperjuangkan kepentingan rakyat dewasa ini. Kepentingan dan harapan rakyat 5 tahun mendatang. Partai Demokrat ada, atau eksis, karena ada rakyat. Ada dukungan rakyat. Sebagian rakyat kita memilih Partai Demokrat.
Karenanya, sampai kapan-pun, kita harus sungguh mengerti perasaan rakyat, persoalan rakyat, dan harapan rakyat. Pikiran kita tidak boleh “disconnect” dengan pikiran rakyat. Alias tidak nyambung.
Meskipun kemampuan kita terbatas, kita harus terus memperjuangkan harapan rakyat. Itulah sebabnya, dalam
kongres ini kita angkat “tag line” …. “Harapan Rakyat,
Perjuangan Demokrat”.
Para Kader Demokrat dan hadirin sekalian,
Sepanjang hidup saya, kini saya berusia 71 tahun, saya belajar menyelami dan memahami perasaan, persoalan dan
harapan rakyat kita.
Saya seorang anak desa dari Pacitan. Selama 20 tahun, saya hidup dalam lingkungan masyarakat yang jauh dari kemudahan, miskin dan relatif terbelakang. Karenanya, saya mengerti apa
yang dirasakan dan diharapkan oleh “grass roots” , utamanya kalangan miskin dan tidak mampu.
Sebelum menjadi Presiden, dan bahkan sebelum menggagas berdirinya Partai Demokrat, saya hidup di semua penggal zaman. Mulai dari era Presiden Sukarno, era Presiden Suharto hingga era reformasi. Saya belajar banyak tentang negara dan pemerintahan seperti apa yang didambakan oleh rakyat kita.
Kemudian, pengalaman saya 15 tahun di pemerintahan & 5 tahun terakhir berada di luar pemerintahan, makin membulatkan pemahaman saya tentang negeri ini. Saya harus mengatakan
bahwa sebenarnya harapan rakyat tidaklah berkelebihan. Juga tidak mengada-ada. Secara “genuine”, rakyat hanyalah ingin hidupnya lebih baik. Masa depannya lebih baik. Negaranya juga lebih baik.
Saat ini, dan ke depan nanti, rakyat kita ingin negaranya dalam keadaan aman dan damai. Hidup rakyat tenteram, bebas dari ketakutan dan kejahatan. Rakyat ingin politik di negeri ini stabil. Masyarakat-nya rukun dan tolerans. Menghormati
perbedaan dan kemajemukan. Rakyat tak suka pikiran dan tindakan yang serba ekstrim, yang anarkis dan radikal.
Rakyat juga menginginkan keadilan tegak di negaranya.
Hukum berlaku bagi semua, tidak tebang pilih. Ekonomi adil, artinya pertumbuhan ekonomi bisa dinikmati oleh semua. Dalam
kontestasi pemilu, termasuk pilkada, rakyat Juga menginginkan keadilan. Negara dengan segala aparaturnya diharapkan netral, dan tidak berpihak kepada kontestan tertentu.
Rakyat juga menginginkan taraf hidupnya makin baik. Makin makmur. Mereka ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, serta penghasilan dan daya beli yang lebih baik. Mereka menginginkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih berkualitas.
Tentu saja rakyat berharap ekonomi Indonesia terus tumbuh.
Tumbuh makin merata dan berimbang di seluruh penjuru tanah air.
Apapun bentuk demokrasi yang kita pilih, rakyat ingin didengar suaranya. Ingin dihormati hak-haknya yang fundamental. Tidak dihambat dan dibatasi haknya untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, termasuk pilkada. Aturan negara dan pemerintah tak boleh mengebiri kedaulatan rakyat, dan mempersempit ruang politik (political space) yang mereka
miliki. Belajar dari trauma dan pengalaman buruk di masa lalu,
sampai kapanpun rakyat kita tidak menyukai pemerintahan yang
represif-otoritarian, oligarki (dalam arti yang menentukan hanyalah segelintir orang) dan plutokrasi (artinya kekuatan uanglah yang menentukan). Rakyat juga ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang menentukan masa depan dan hajat hidup mereka yang pokok.
Itulah harapan rakyat yang utama.
Harapan rakyat inilah yang harus diperjuangkan oleh Partai Demokrat, sampai kapanpun. Siapapun presiden yang sedang
memimpin dan partai politik manapun yang sedang berkuasa.
Mungkin perjuangan kita sangat berat. Seperti sebuah “mission impossible”. Namun kita tak boleh gentar. Mungkin saja
kita kalah. Tetapi, kalau kalah apa yang kita lakukan akan tercatat dalam sejarah.
Sebuah perjuangan selalu ada risikonya. Diperlukan pula keberanian dan pengorbanan. Dalam perjuangan ke depan, jalan
kita mungkin tidak mudah. Bahkan seakan tertutup. Namun, sebagai “founding father” Partai Demokrat, sekali lagi kita harus punya tekad yang membaja, tak boleh gentar dan harus terus
berihtiar. Yang kita takutkan hanyalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Juga rakyat, manakala kita lupa dan berhenti
memperjuangkan kepentingan dan harapan mereka.
Para Kader Demokrat yang saya cintai,
Pesan dan harapan saya yang kedua adalah marilah kita tetap konsisten dalam langkah perjuangan kita. Apakah kita
tengah berada di pemerintahan atau tidak, apakah kita sedang mengemban amanah memimpin negara atau tidak, kita harus
tetap konsisten.
Rakyat akan mencibir terhadap partai politik yang tidak konsisten. Pandai berjanji, namun tidak ditepati. Mengecam
pihak lain sebagai buruk dalam berpolitik, tetapi politik yang dijalankan justru lebih buruk.
Partai kita pernah berjaya dan menang gemilang karena kita konsisten dalam perjuangan. Namun, partai kita juga pernah mengalami musibah dan cobaan, karena sebagian kader kita tidak konsisten dan melupakan sumpahnya. Itulah sebabnya, 5 tahun terakhir ini kita melakukan koreksi dan perbaikan internal
yang serius, utamanya menyangkut integritas kader-kader Demokrat. Alhamdulillah, meskipun masih harus kita lanjutkan ke depan, hasilnya baik dan nyata.
Saudara-saudara,
Partai Demokrat yang berazaskan Pancasila, berpaham nasionalis-religius, memiliki komitmen yang kuat terhadap tegak dan terjaganya keamanan, keadilan, kesejahteraan dan demokrasi. Peace, justice, prosperity and democracy.
Partai Demokrat berpendapat, keadilan dan kesejahteraan rakyat meningkat jika ekonomi kita terus tumbuh. Tumbuh secara merata dan berkelanjutan. Sustainable growth with equity.
Strategi pem-bangunan ekonomi harus mencapai sasaran besar, yaitu pertumbuhan, lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan dan pelestarian lingkungan. Kemajuan ekonomi harus dinikmati oleh semua lapisan, tanpa melupakan perlindungan terhadap kaum lemah.
Sejak kelahirannya, Partai Demokrat mencintai dan ingin menjaga tegaknya demokrasi. Kita tahu demokrasi bukanlah sistem yang sempurna. Demokrasi yang kita pilih tentulah yang paling cocok untuk bangsa kita. Demokrasi yang super liberal plus kebebasan tanpa batas bukan pilihan kita.
Kita menginginkan demokrasi yang tertib dan berkeadaban.
Namun, sistem otoritarian, oligarki dan plutokrasi adalah wajah-wajah buruk dari kehidupan politik yang harus kita jauhi selamanya.
Partai Demokrat berpandangan bahwa kesetiaan kepada bangsa dan negara adalah mutlak. Bagi kita itu harga mati.
Negara kebangsaan Indonesia tidak boleh disekutukan. Kita wajib menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Di era globalisasi yang makin meluas dewasa ini, nilai dan semangat nasionalisme dan patriotisme tak boleh ditinggalkan. Nasionalisme yang kita pilih adalah “kepentingan nasional di atas segalanya” (Indonesia First) dengan tetap menjalankan kewajiban internasional kita, utamanya demi dunia yang makin damai, makin adil, makin sejahtera dan makin lestari buminya.
Para kader Demokrat yang saya cintai,
Ketika selama 10 tahun kita berada di pemerintahan, hal-hal itulah yang kita perjuangkan. Memang realisasinya tidak selalu mudah. Namun, kita tak pernah meninggalkan komitmen-komitmen utama itu.
Meskipun sekarang kita tidak berada dalam pemerintahan, kita harus terus memperjuangkan harapan rakyat itu. Kita
perjuangkan melalui jalan konstitusi dan nilai-nilai demokrasi.
Dalam perjuangan 5 tahun ke depan ini mungkin kita merasa sendiri. Sepertinya tidak banyak kawan kita. Tetapi janganlah
berkecil hati. Saya yakin ada “kelompok diam” yang mengamini dan mendukung langkah perjuangan kita. Dalam dunia politik, kumpulan orang-orang yang lemah bisa menjadi kekuatan.
Para Kader Demokrat dan hadirin sekalian yang saya hormati,
Selaku “orang tua” di partai ini, saya telah menyampaikan pesan, ajakan dan harapan saya kepada seluruh jajaran Partai
Demokrat.
Setelah Kongres Partai Demokrat Tahun 2020 ini, kita akan memiliki Dewan Pimpinan Partai yang baru. Saya punya
keyakinan yang tinggi, di tangan para pemimpin baru nanti, masa depan Partai Demokrat akan makin cerah. Mereka yang akan mengemban tugas besar 5 tahun ke depan, adalah kader-kader yang kapabel, memiliki visi dan kompetensi, setia kepada perjuangan partai, serta punya komitmen yang tinggi untuk membesarkan Partai Demokrat.
Sebenarnya, ketika para pemimpin baru itu datang, pemimpin-pemimpin lama tidaklah pergi. Kami-kami akan tetap di sini dan berjuang bersama. Justru, partai kita akan makin kuat.
Di manapun saya berada, apapun posisi saya, saya akan tetap berada di rumah ini. Rumah yang saya ikut mendirikan dan
membangunnya. Rumah kita semua.
Sebagaimana para kader ketahui, saya & isteri tercinta Ani Yudhoyono sebelum dipanggil oleh Allah SWT, tak pernah absen
dalam perjuangan partai. Kami berdua selalu ada dalam pasang- surut, suka-duka dan jatuh bangunnya Partai Demokrat.
Saya bangga, sebagaimana kebanggaan jutaan kader partai, yang tetap setia, tidak pernah mengganggu dan meninggalkan
partai ini, apalagi ketika mendung tengah menggantung di atas kita.
Insya Allah, sepanjang hayat masih dikandung badan, saya akan tetap berjuang bersama saudara semua. Berjuang dari rumah indah ini, Partai Demokrat. Dalam rumah besar Indonesia,
yang kita cintai dan kita banggakan bersama.
Terima kasih. Terima kasih saudara-saudara yang saya sayangi.
Mari lanjutkan perjuangan. Tuhan beserta kita.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Om Shanti Shanti Shanti Om