Ambon: Hingga kini, DPD Partai Demokrat Provinsi Maluku masih menunggu hasil survei Lembaga Survei Indonedia (LSI) terhadap para bakal calon gubernur dan wagub yang terdaftar di partai berlambang bintang segitiga merah putih. Tahapan survei dilakukan setelah sebelumnya Komisi Pemenangan Pemilu (KPP) DPD Demokrat Provinsi Maluku berhasil melaksanakan penjaringan bakal calon gubernur dan wagub. Survei telah dilakukan sejak awal Agustus.
“Kita masih tunggu hasil survei. Awalnya diperkirakan dalam pekan ketiga bulan Agustus lalu, hasil survei sudah bisa diperoleh DPD Demokrat. Namun, target itu belum terealisasi sehingga pada prinsipnya DPD Demokrat masih menunggu hasil survei itu,” kata Ketua KPP DPD Partai Demokrat Maluku, Max Marchel Sahusilawane, Senin (4/9).
Demokrat Maluku menyerahkan sepenuhnya proses survei pada lembaga yang sudah ditunjuk. Jika hasil survei sudah ada, maka DPD Partai Demokrat langsung menyerahkannya ke DPP. Hal ini sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penjaringan dan penyaringan balon gubernur dan wagub.
“Kalau sudah ada hasilnya, kita langsung serahkan ke DPP. Setelah itu nanti DPP yang lihat hasilnya seperti apa sebelum diputuskan rekomendasi. Intinya, untuk saat ini saya belum bisa komentar panjang lebar karena masih tunggu survei dulu,” ungkap Sahusilawane.
Ada 9 bakal calon gubernur yang terdaftar di DPD Demokrat Maluku. Mereka diantaranya, Bupati Maluku Barat Daya, Barnabas Orno; petahana Said Assagaff, Komandan Korps Brimob Irjen Murad Ismail; Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Maluku Zedek Sangadji; mantan Ketua DPD Demokrat Maluku Jacobus Puttileihalat; Bupati Buru Selatan Tagop S Soulisa, mantan anggota DPR Engelina Pattiasina, Dirjen Pembangunan Kawasan Tertentu Kemendes PDTT Johozua M Yoltuwu, mantan Bupati MTB Bitzaelo S Temmar, Inspektur IV Jamwas Kejagung Herman Koedoeboen dan pengusaha Jacky Noya.
Sedangkan untuk balon wagub diantaranya ada anggota DPRD Maluku Melkias Frans, Bupati Malra Andreas Rentanubun, Ketua DPD Golkar Papua Barat Mozes Rudy Timisela, politisi Demokrat Liliane Aitonam serta mantan Bupati Seram Bagian Timur Abdullah Vanath.
(Febby Koenoe/Kardi/dik)