“Bagi orang-orang pesimis, muda bisa diartikan sebagai kurang berpengalaman, kurang sabar, kurang teliti, serta kurang ini itu. pokoknya serba kurang. Tapi, bagi orang-orang optimis, muda adalah kekuatan. Muda bukanlah usia, tetapi kekuatan pemikiran dan tindakan.”
PROFIL & PRESTASI AHY
Bandung, 10 Agustus 1978
AHY, Anak yang Tumbuh dengan Nilai-Nilai
Agus Harimurti Yudhoyono atau yang kerap disapa AHY merupakan anak pertama dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristina Herrawati atau yang dikenal sebagai Ani Yudhoyono. Kakeknya adalah Letjen TNI Purn. Sarwo Edhie Wibowo, yang dikenal sebagai militer profesional yang lurus, teguh hati dan sederhana. Ayahnya, Jenderal TNI Purn. Susilo Bambang Yudhoyono menempuh karirnya dengan kerja keras dan kegigihan dari bawah, hingga pensiun sebagai Kepala Staf Teritorial Mabes TNI dan kemudian melanjutkan pengabdiannya sebagai Presiden, yang terpilih dua kali berturut-turut dalam pemilihan langsung tahun 2004 dan 2009. AHY tumbuh besar dalam kehangatan keluarga yang penuh perhatian, disiplin, tanggung jawab dan solidaritas. Ini nilai-nilai yang ia warisi dari tradisi keluarga.
1984 – 1997
AHY, Remaja dengan Rasa Empati Tinggi
Sebagai anak seorang perwira TNI, AHY tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah berbeda, mengikuti perjalanan tugas dan pendidikan sang ayah mulai dari Bandung, Timor Timur dan Amerika Serikat. Dia bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang suku, ras, agama dan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Kondisi ini kemudian menumbuhkan rasa empati AHY pada persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Saat mengikuti pendidikan SMA Taruna Nusantara dan Akademi Militer, empatinya makin berkembang. Kegemarannya membaca menguatkan perasaan dan pemikirannya pada problematika masyarakat.
1997-2000
Agus Yudhoyono, Taruna dengan Segudang Prestasi
Selama pendidikannya, AHY merupakan siswa yang aktif dan berprestasi. Pada tahun 1997, ia merupakan lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara dan meraih Garuda Trisakti Tarunatama Emas. Saat menjadi siswa Akademi Militer (AKMIL), AHY meraih banyak penghargaan sejak tahun pertamanya. Tahun 1999, Ia meraih medali Tri Sakti Wiratama, sebuah penghargaan yang diberikan atas prestasi kolektif dalam akademik, kejasmanian fisik dan kepribadian. Prestasi ini menjadikan AHY terpilih sebagai Komandan Resimen Korps Taruna. Pada tahun 2000, ia lulus dari AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih Bintang Adhi Makayasa.
2001-2016
AHY Bermiliter dengan Passion
Setelah lulus dari AKMIL, ia bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD). Pada tahun 2002, AHY menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh. Dalam penugasannya ini, AHY terpilih menjadi Komandan Tim Khusus (Dan Timsus). Selesai melaksanakan tugas dengan tuntas, pada tahun 2006, AHY ditugaskan sebagai perwira seksi operasi Kontingen Garuda XXIII-A dalam misi menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Libanon Selatan. Semasa penugasannya, AHY menginisiasi program mobil pintar sebagai salah satu sarana mengurangi dampak trauma perang untuk anak-anak. Atas inisiatifnya ini, AHY dianugerahi Army Service Distinction Medal dari pimpinan Angkatan Bersenjata Libanon. Pada tahun 2016, AHY ditugaskan sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kemuning.
2001-2016
AHY Berkarir dengan Bekal Ilmu
Tugas sebagai komandan pasukan yang diemban oleh AHY selama berkarir, tidak terlepas dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. AHY terus memperkaya diri dengan ilmu-ilmu pengetahuan diberbagai bidang. Setelah lulus dari AKMIL, AHY mengikuti sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel. Pada tahun 2008, AHY mengikuti kurses Scuba Divers TNI AL di Kepulauan Seribu. Selain pendidikan militer, AHY juga menempuh pendidikan tinggi formal. Ia memiliki tiga gelar pendidikan master yaitu: Master of Science in Strategic Studies di Nanyang Technological University, Singapura pada tahun 2006, Master in Public Administration dari Harvard University, Amerika Serikat pada tahun 2010, serta Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University Amerika Serikat, meraih predikat Summa Cum Laude pada tahun 2015 dengan IPK 4.0. Di tahun 2015, AHY juga mendapatkan predikat Summa Cum Laude dari US Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas.
10 Agustus 2017
AHY dan Gagasan Indonesia Emas 2045
Pada tahun 2017, AHY mendirikan The Yudhoyono Institute, sebuah lembaga think tank yang berpijak pada tiga pilar utama : Kebebasan (Liberty), Kesejahteraan (Prosperity), dan Keamanan (Security). AHY mencetuskan berbagai program untuk menyambut dan mempersiapkan generasi emas Indonesia
yang targetnya tercapai pada 100 tahun Indonesia Merdeka, tahun 2045. Melalui TYI, AHY aktif dalam berbagai kegiatan seperti: Roundtable Discussion untuk membahas berbagai tantangan dan isu yang dihadapi bangsa Indonesia dan dunia bersama para ahli dan negarawan; Dialog Rakyat yang dilakukan untuk menyerap aspirasi masyarakat di berbagai wilayah dan berbagai kalangan; serta kuliah umum di kampus-kampus dan institusi pendidikan di seluruh nusantara, mulai dari banda Aceh hingga Jayapura. Ia konsisten untuk terus berbagi inspirasi, ilmu serta pengalaman dengan akademisi, mahasiswa dan para pemuda. Bersamaan dengan The Yudhoyono Institute, AHY membentuk AHY Foundation yang fokus terhadap isu sosial dan kemanusiaan khususnya kesehatan, pendidikan dan lingkungan serta respon tanggap bencana. Melalui AHY Foundation, ia menginisiasi program donor darah dan program penanaman pohon dan terumbu karang di berbagai wilayah di Indonesia.
2017- sekarang
AHY: Muda Adalah Kekuatan
AHY pertama kali terjun ke dunia politik saat didaulat oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bngsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2017. Sejak saat itu, ia aktif berpolitik di Partai Demokrat dan diberi tugas sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (KOGASMA) untuk pemenangan Pileg 2019. Dibawah kepemimpinan AHY sebagai Komandan KOGASMA, Partai Demokrat mampu meraih 10.876.507 suara (7,77 persen), melampaui prediksi berbagai survei yang menyebutkan Demokrat hanya mampu meraih suara kurang dari 5 persen. Pada 15 Maret 2020, AHY didaulat oleh seluruh pemilik hak suara untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025. Ia mendapatkan dukungan dari 34 provinsi dan 514 Kabupaten dan Kota diseluruh Indonesia. Keterpilihan AHY ini menjadikan Partai Demokrat sebagai partai politik pertama di Indonesia yang melakukan regenerasi kepemimpinan.
Rubrik Pemikiran AHY
Spirit Membangun Peradaban
Oleh: Agus Harimurti Yudhoyono; Ketua Umum Partai Demokrat Tak terasa, kita sudah memasuki pekan ketiga Ramadhan 1442 H. Ini Ramadhan kedua yang kita jalani di tengah pandemi Covid-19. Nuansa Ramadhan yang dulu kita rayakan [...]
Perjuangkan Nasib Buruh
Oleh: Agus Harimurti Yudhoyono; Ketua Umum Partai Demokrat Momentum Hari Buruh Nasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei seringkali menjadi ruang unjuk ekspresi untuk menyuarakan agenda perjuangan kaum pekerja nasional. Tentu belum lekang dari memori [...]
Joe Biden dan Tatanan Dunia Baru
Oleh: Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat) PADA Rabu, 20 Januari ini, Joe Biden dan Kamala Harris dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat (AS) periode 2021-2024. Momentum ini seolah menjadi titik balik [...]