Oleh: Ir. Rudi Kadarisman*)
Seperti bulan Agustus biasanya, menyongsong tanggal 17, semua masyarakat kembali disibukkan dengan aktivitas-aktivitas bertemakan kemerdekaan. Spanduk, umbul-umbul, gapura penuh dengan warna merah putih. Banyak event yang biasanya dilakukan di setiap kelurahan menuju acara peringatan kemerdekaan tersebut.
Memasuki 72 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, bangsa ini mengalami banyak pasang surut persoalan. Mulai dari kemiskinan, utang yang membengkak, korupsi yang merajalela dan tentu banyak persoalan lainnya. Padahal cita-cita negara ini adalah menyejahterahkan dan memakmurkan kehidupan masyarakat.
Sehingga harusnya selain merayakan dengan penuh sukacita melalui bendera atau event-event, yang paling penting bagi kita adalah merefleksikan perjalanan bangsa ini. Semua anak bangsa wajib untuk melihat kembali apa saja peristiwa yang telah terjadi dan akan terjadi. Sehingga ada langkah yang bisa ditempuh untuk membuat Indonesia lebih baik.
Salah satu contoh yang kita lihat adalah, bagaimana seorang SUSILO BAMBANG YUDHOYONO yang sebagai Presiden selama 10 tahun masih total dan berkomitmen untuk mengajak anak bangsa, bersama menjaga Indonesia dari hal-hal yang dapat memecah belah.
Pertanyaan pentingnya adalah apakah 72 tahun bangsa ini sudah sesuai dengan cita-cita dan amanat pendiri bangsa?
Kemerdekaan yang paling penting saat ini adalah Indonesia harus merdeka dari korupsi, merdeka dari kemiskinan dan merdeka dari campur tangan pihak luar. Untuk itu, perayaan 72 tahun bukan hanya sekadar apel kebangsaan atau apapun itu, melainkan tindakan nyata membangun bangsa tercinta.
Selamat, Indonesia!
*)Ketua Divisi Keamanan Internal DPP Partai Demokrat