Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. (Foto: DPP-PD)

Jakarta: Pada Selasa, 5 Desember 2017, gerakan perempuan politik yang tergabung dalam Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP – RI), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) dan Maju Perempuan Indonesia (MPI) menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Delegasi gerakan perempuan politik yang dipimpin oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Linda Amelia Sari ini menyampaikan agenda ‘Peta Jalan Perempuan Menuju Pemilu Serentak 2019’ kepada SBY.

Adapun beberapa rekomendasi penting dari ‘Peta Jalan’ ini adalah penempatan perempuan potensial pada nomor urut 1 di 30% daerah pemilihan yang merupakan kantong suara partai dan memberikan pendidikan kader perempuan yang masih dibutuhkan untuk persiapan Pemilu Legislatif 2019 nanti.

SBY gembira menerima delegasi gerakan politik perempuan yang terdiri dari kader lintas partai dan aktivis perempuan non-partisan.

“Betapa indahnya kebersamaan, tidak harus terkota-kotak ketika kita mengedepankan kepentingan bernegara. Semoga semangat persatuan dan kebersamaan KPP – RI, KPPI dan MPI ini bisa menjadi contoh.” ujar beliau setelah mendengarkan Lena Maryana Mukti, dari PPP, memperkenalkan seluruh anggota delegasi.

Suasana pertemuan menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gerakan Perempuan Politik, Selasa, 5 Desember 2017. (Foto: DPP-PD)

Menanggapi agenda “Peta Jalan Sukses Pemilu 2019”, SBY mengajak perempuan Indonesia yang ingin menjadi anggota legislatif ataupun kepala daerah harus membayangkan permasalahan apa yang akan kita hadapi pada periode 2019 – 2024?

Dijelaskan SBY bahwa jumlah penduduk dunia akan bertambah dari tujuh milyar menjadi 9 milyar. Demografi ini akan menambah tekanan ke semua aspek kehidupan. Pada 2030, diperkirakan dua pertiga penduduk dunia akan tinggal di perkotaan.

Kemajuan teknologi akan mengubah nilai-nilai perilaku dan corak masyarakat Indonesia. Kemiskinan global karena krisis politik seperti di Myanmar dengan isu Rohingya, isu perubahan iklim, kejahatan transnasional masih akan menjadi karakter dunia.

SBY berharap, pemimpin-pemimpin perempuan ikut mengambil tanggung jawab dan tampil untuk memimpin dalam menjawab tantangan tersebut di atas.

“Ini harus jadi semangat dan idealisme kaum perempuan. Apapun partai politiknya, yang jelas rakyat ingin kedamaian, rukun, keadilan dan menurunnya kemiskinan,” SBY menekankan.

Foto bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gerakan Perempuan Politik, Selasa, 5 Desember 2017. (Foto: DPP-PD)

Pada pertemuan ini, Ratu Dian Hatifah dari Partai Golkar, menyampaikan bahwa dana APBN untuk partai politik belum sampai manfaatnya ke bidang pemberdayaan perempuan. Saat ini dana untuk parpol sudah naik dari IDR 180,- menjadi IDR 1000,- per suara sah. Partai Demokrat, seperti parpol lainnya, dihimbau oleh gerakan perempuan politik ini untuk mengalokasikan 50% dana bantuan parpol dari APBN untuk pemberdayaan perempuan.

Ketua Umum PD pun sepakat bahwa alokasi dana khusus untuk pemberdayaan perempuan penting karena tindakan affirmative action seperti ini masih relevan dalam konteks masyarakat saat ini.

Dalam kesempatan ini, Ibu Ani Yudhoyono juga mengundang seluruh delegasi untuk hadir pada seminar nasional Fraksi Partai Demokrat tentang ‘Perempuan dan Kemiskinan: Menuju Ekonomi Indonesia yang Kuat dan berkeadilan’ pada Januari 2018.

Pada pertemuan ini, Ketua Umum PD didampingi oleh srikandi-srikandi Partai Demokrat yaitu Melani Leimena Suharli, Indrawati Sukadis, Titik Budhi Santoso, Andi Timo Pangerang (Ketua KPP – RI periode 2009 – 2013), Aliyah Ilham, Lis Dedeh, Erma Suryani Ranik dan Firliana Purwanti.

(rilis/dik)