Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat yang merupakan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku gundah karena penyebar hoax merajalela. Juru Bicara Partai Demokrat, Imelda Sari menjelaskan hal tersebut merupakan wujud kepedulian SBY.
“Jadi ini bentuk kepedulian beliau, karena beliau tidak ingin terpecah-pecah dari situasi. Misalnya kebhinnekaan dan seterusnya yang kita berharap jangan sampai karena urusan Pilkada semua orang terlalu banyak fokus pada hal-hal yang tidak berprinsip,” ujar Imelda saat dihubungi, Jumat (20/1/2017).
Menurut Imelda, kondisi Indonesia saat ini cenderung dikuasai oleh sosial media penebar hoax. Dalam konteks Pilkada serentak, kata Imelda, SBY tidak ingin kampanye hitam merajalela karena dapat merusak iklim politik tahun ini.
“Tapi hal yang prinsip NKRI itu tentu bukan lead by social media. Tapi beliau sangat ingin agar black campaign kemudian tidak lagi terus-menerus, tapi diharapkan warga bangsa memperhatikan hal seperti ini bahwa tidak baik untuk situasi politik tahun 2017,” terang Imelda.
Selain itu, Imelda mengatakan SBY peduli dengan kondisi bangsa saat ini. Oleh sebab itu, Imelda mengimbau agar segala pemberitaan hoax harus dilawan.
“Beliau sangat concern NKRI, jangan sampai pemberitaan lead by social media yang berdasarkan rumor. Jangan sampai pengguna sosial media mempercayai fitnah, apalagi black campaign, apalagi viral sosial media yang tidak jelas. Menurut saya harus dilawan semua pihak,” tegasnya.
Sebelumnya, SBY gundah dengan kondisi negara saat ini. Lewat Twitter, SBY mengaku heran dengan maraknya berita hoax.
“Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar ‘hoax’ berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah menang? *SBY*,” kata SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Jumat (20/1/2017).
(detik/dik)