Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan sambutan dalam acara silaturahmi relawan dengan Agus-Sylvi di Sentul. Dalam sambutannya, SBY bertanya apakah para hadirin masih ingat dengan sosoknya.
“Semua masih ingat saya? Belum lupa?” tanya SBY kepada para hadirin di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/2/2017).
Dalam acara itu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Calon Gubernur DKI nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono bersilaturahmi dengan belasan ribu relawan dari Paguyuban Rakyat Tangguh Republik Wibawa (RTRW); Barisan Relawan Agus-Sylvi (BARE ASI); dan Laskar Masyarakat Kreatif (LMK).
“Kalau saudara-saudara mengatakan masih ingat dan belum lupa, saya dan Bu Ani lebih ingat lagi. Tak mungkin melupakan rakyat Indonesia yang saya cintai,” sambungnya yang diikuti tepuk tangan hadirin.
SBY kemudian bercerita sedikit soal ‘penggerudukan’ oleh mahasiswa ke kediamannya di Mega Kuningan. Setelah itu, SBY bercerita soal alasannya turun gelanggang membantu kampanye Agus Yudhoyono.
Dia berkata bahwa dirinya kerap ditanya apakah akan turun gelanggang membantu kampanye Agus oleh banyak pihak. Di kesempatan ini, dia ingin menjelaskannya.
“Ya, kurang lebih 1,5 bulan yang lalu ada yang bertanya dengan saya, tak turun gelanggang ini? Itu Bu Megawati presiden ke-5, Ketum PDIP turun gelanggang, beliau bahkan mendampingi Pak Ahok waktu mendaftarkan diri ke KPUD dan ikut kampanye,” ujarnya.
“Ditanya lagi saya, Pak Prabowo Ketum Gerindra juga aktif blusukan, kampanye. Apa pak SBY tak ingin pula? Nah, minggu terakhir ini saya mohon restu, saya ingin ikut berjuang,” sambung SBY.
SBY lantas bercerita sedikit pengalamannya saat ikut dalam kontestasi Pilpres 2004 dan 2009. Menurutnya, dia juga merasakan apa yang Agus rasakan saat ini; kampanye hitam dan fitnah.
Oleh karena itu, SBY meminta semua pihak untuk tidak mencontoh perbuatan fitnah yang tak terpuji itu. SBY mengajak semua simpatisan, relawan dan tim pemenangan Agus-Sylvi untuk terus menjaga nilai kepatutan dan etika dalam berkampanye serta menyerahkan diri kepada Allah SWT untuk hasil yang terbaik.
“Sebenarnya saya dulu juga melakukan kampanye di seluruh Indonesia, di panggung, siang dan malam, dari Sabang sampai Marauke dalam Pilpres 2004 dan 2009. Politik waktu itu keras, saya dikeroyok, fitnah saya alami, banyak tak netral di tahun 2004. Tetapi dengan izin Allah, Tuhan, saya berjuang dengan baik, tanpa curang dan Allah kabulkan saya jadi presiden RI,” ungkap SBY.
“Saya yakin kalau saudara semua berjuang dengan Agus-Sylvi yang baik-baik, tak curang, tidak main fitnah, tak melakukan politik buruk dan melawan kecurangan, Insya Allah dikabulkan sehingga Agus Sylvi menjadi pemenang,” sambungnya.
(detik/dik)