Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tuduhan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, adalah fitnah yang ingin menghancurkan nama baik SBY dan keluarga, merusak nama baik AHY, dan Demokrat. Meski SBY paham bahwa para kader Demokrat sakit hati atas fitnah tersebut tetapi SBY meminta agar ia dibiarkan sendiri menghadapinya karena ini adalah perangnya; perang menuntut keadilan.
“Biar saya sendiri yang datang ke Bareskrim, saya hanya ingin didampingi ibu Ani istri tercinta yang mendampingi saya dalam suka dan duka, dan beberapa para pendamping yang sekaligus akan menjadi lawyer. Ini perang saya, this is my war, perang untuk keadilan. Yang penting, bantu saya dengan doa, mohon pada Allah diberi kekuatan,” ujar SBY pada para kader dalam konferensi pers di Taman Politik, Kantor DPP Partai Demokrat, Jl Proklamasi 41, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018).
Konferensi pers digelar SBY untuk merespons kubu Setya Novanto yang menuduh dirinya mengintervensi proyek e-KTP. SBY merasa difitnah pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya. Menurut SBY, pernyataan Firman sengaja mengarahkan tuduhan ke dirinya.
“Firman Wijaya memberikan pernyataan yang kita pelajari seperti diarahkan, menuduh saya sebagai orang besar, sebagai penguasa, yang melakukan intervensi sebagai pengadaan e-KTP,” kata SBY.
SBY juga menggambarkan bagaimana dalam persidangan Novanto terdapat percakapan antara pengacara dan saksi. SBY menilai percakapan itu aneh dan keluar dari konteks.
“Yang aneh out of context, yang menurut saya penuh dengan nuansa rekayasa,” ujar SBY.
SBY memang kerap mendapatkan fitnah. Dia bahkan sempat membicarakan soal fitnah terhadap dirinya dengan Presiden Jokowi.
“Kali ini saya difitnah baik langsung maupun tidak langsung sebagai penguasa yang melakukan intervensi terhadap e-KTP. Seolah saya mengatur dan terlibat dalam proyek pengadaan e-KTP itu, belum selesai pergunjingan tentang itu, kemarin berlanjut yang kena adalah dikatakan menerima sejumlah dana yang berkaitan dengan e-KTP,” tutur SBY.
SBY juga merespons manuver Novanto membawa catatan bertuliskan nama Ibas. SBY menegaskan ada upaya fitnah kepada dirinya.
“Kemudian kemarin ada kasus Setya Novanto seperti memamerkan buku catatannya, yang setelah kita putar (bukunya), berkali-kali juga, aneh, pura-pura tidak disengaja, tapi segera diambil oleh sejumlah media online, dipergunjingkan oleh masyarakat secara luas,” kata SBY.
SBY menilai manuver membawa catatan yang sengaja dibuka itu merupakan upaya menuduh dirinya terlibat megakorupsi e-KTP. Meski demikian, dia meminta kader-kader PD tenang dan menggunakan logika untuk menepis semua tuduhan.
Hadir dalam konferensi pers tersebut, SBY, Ibu Ani Yudhoyono, kedua putra mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua Dewan Pembina DPP-PD EE Mangindaan, Sekjen DPP-PD Hinca Pandjatian dan ratusan kader utama Demokrat.
(detik/didik)