Semarang, Jateng: Presiden RI ke 6 (2004-2014) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan langkah pemerintah yang tengah gencar menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila harus didukung.
“Berkaitan dengan apa yang sedang menjadi agenda negara pemerintah sekarang, saya kira semua mengikuti negara dan pemerintah sedang gencar-gencarnya untuk melakukan sosialisasi Pancasila,” kata SBY dalam refleksi Safari Ramadan Partai Demokrat Jawa Tengah dan DI Yogyakarta di Hotel Gumaya Semarang, Jawa Tengah, Selasa petang (13/6).
Ia memahami negara dan pemerintah ingin meneguhkan Pancasila sebagai dasar negara dan menjadikan kebinekaan atau kerukunan antar-anak bangsa di tengah kemajemukan sebagai pilar kehidupan.
“Tentu, karena niat dan tujuan pemerintah ini baik, kita perlu memberikan dukungan,” kata dia.
Berkaitan dengan Pancasila dan kebinekaan yang sekarang sedang dikumandangkan di mana-mana, SBY mengingatkan Pancasila dan kebinekaan bukanlah sesuatu yang asing bagi bangsa Indonesia.
“Sebagaimana sekarang sedang dikumandangkan di mana-mana. Bukan hanya di Jakarta, bukan hanya di Semarang, bukan hanya di Yogyakarta, tetapi di seluruh Tanah Air Indonesia,” kata SBY.
Secara pribadi, SBY mengungkapkan perjalanan dirinya yang telah hampir 35 tahun mengabdi di jajaran TNI dan hampir 15 tahun mengabdi di jajaran pemerintahan, baik sebagai menteri maupun presiden.
“Selama masa pengabdian itu, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya saya anut, tetapi secara konsekuen dan konsisten jalankan dalam pengabdian saya dan dalam kehidupan sehari-hari,” kata dia.
Demikian halnya bagi Partai Demokrat, dia mengatakan, Pancasila dan kebinekaan bukan pula sesuatu yang asing. Diawali dari lahirnya Partai Demokrat pada 9 September 2001, yang diiringi Manifesto Partai Demokrat.
Dalam manifesto itu, SBY menyatakan, secara tegas dan jelas mencantumkan Pancasila adalah dasar dan asas Partai Demokrat dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi sendi dan pilar partai.
“Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bukan terletak pada spanduk, kaus, ataupun ikat kepala. Tetapi, berada dalam hati dan pikiran, dan sungguh dijalankan dalam kehidupan yang nyata,” ujar SBY.
Di bagian lain SBY juga mengingatkan pemerintah untuk tidak mengendorkan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang selama ini sudah berjalan..
Meski ketika era pemerintahannya dulu sejak 2007 angka kemiskinannya terus menurun, diakui SBY, dari 250 juta rakyat Indonesia angka kemiskinannya masih tetap tinggi.
“Program pengentasan kemiskinan yang dulu dijalankan dengan sangat masif dan intensif, ke depan, harapan dan saran kepada negara dan pemerintah saat ini. Jangan dikendorkan, apalagi dihilangkan,” ungkap SBY.
Dalam Safari Ramadan Partai Demokrat tersebut juga dilakukan santunan kepada anak yatim piatu dan Tausiah Ramadan yang dibawakan KH Noor Rofiq.
Pada Safari Ramadan di Semarang, SBY hadir didampingi Ibu Negara RI ke-6 Ani Yudhoyono beserta kedua putranya yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono serta para pengurus DPP PD.
(antara/wan/dik)