Singapura: Presiden ke-6 RI, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampil sebagai pembicara kunci pada 2nd Raffles Dialogue di National University of Singapore (NUS), Senin sore, 4 September 2017. SBY diundang khusus untuk berbagi pandangan dan pengalaman perihal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada acara bertajuk “Human Well-Being and Security in 2030: The Critical Role of Innovation”.
SDGs merupakan agenda kelanjutan pembangunan dunia pasca pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Dahulu, menjelang selesainya MDGs, PBB membentuk High-level Panel of Eminent Persons. SBY bersama PM Inggris, David Cameron, dan Presiden Liberia, Johnson Sirleaf diamanatkan sebagai tiga pemimpin (co-chair) panel PBB ini. Panel ini berperan untuk memberi pandangan dan nasihat kepada Sekjen PBB, Ban Ki Moon, tentang upaya mengatasi tantangan global pasca 2015.
Dalam pidato kuncinya, SBY menyampaikan optimismenya bahwa kesejahteraan dan keamanan umat manusia yang lebih baik di masa depan akan dapat dicapai. Syaratnya, harus ada usaha yang tak kenal lelah di semua tingkatan, baik pemerintah maupun sektor swasta, juga kolaborasi global dan kerja sama internasional serta pemberdayaan sains, teknologi dan inovasi.
“Saya mendorong semua yang hadir di sini, hari ini, untuk menggabungkan usaha kolaboratif kita untuk memberikan kontribusi dan hasil yang signifikan bagi dunia kita tercinta, yang kita tinggali ini,” ujar SBY sebelum menutup pidatonya.
Konferensi yang diselenggarakan pada 4-6 September 2017 ini dibuka secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan. Partisipan kegiatan adalah kalangan akademisi terutama dari bidang kesehatan publik dan kedokteran. Mereka berasal dari negara-negara di kawasan ASEAN, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, India, Inggris, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
(facebook SBYudhoyono)