Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersilaturrahmi SBY dengan warga Sukabumi di Gedung Juang, Minggu (25/3/2018). (Foto: SBY Team)

Sukabumi: Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengaku tidak percaya dengan rumor yang menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Sebab SBY optimis, rakyat bisa mempertahankan kesatuan bangsa ini di masa-masa akan datang.

“Jika kita bisa menjaga kemajukan negeri ini, insya Allah Indonesia tidak akan bubar. Jadi mari kita bersama-sama memelihara kerukunan bangsa,” kata SBY dalam lanjutan Tour de Jabar di Gedung Juang Sukabumi, Minggu (25/3/2018).

Pernyataan tersebut diungkapkan SBY dalam menjawab pertanyaan warga Sukabumi di acara silaturrahmi. Dari lima pertanyaan, salah satunya terkait tentang pemeliharaan kerukunan umat beragama dan beredarnya prediksi Indonesia akan bubar pada tahun 2030.

SBY mengatakan, Indonesia adalah negara majemuk, berbeda dalam agama, etnis dan suku. Di satu sisi ini rahmat Allah, sumber kekuatan, tapi di sisi lain bisa menjadi kerawanan, sumber perpecahan.

“Para pemimpin bangsa, tokoh agama, dan rakyat semua, marilah kita saling menghargai dan jaga toleransi. Jangan sampai terjadi lagi perpecahan, konflik komunal, pemberontakan, kudeta, dan separatisme,” harapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa Indonesia bakal bubar pada tahun 2030. Prediksi tersebut ia dasarkan kepada sebuah novel yang berjudul ‘Ghost Fleet’ karya Peter W Singer dan August Cole.

Menurut SBY, rumor yang bersumber dari karya fiksi ilmiah itu tentu bisa diatasi. Syaratnya, rakyat saling memelihara kerukunan dan pemimpin menjaga keutuhan NKRI, salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan negara-negara tetangga.

“Seperti saat saya menjadi presiden dulu, saya meneken naskah perjanjian kerjasama dengan Australia. Karena ada rumor saat itu yang menyebut Australia berada di belakang gerakan Papua merdeka,” terang SBY.

Dengan kerjasama itu, kata SBY, Indonesia dan Australia sepakat untuk tidak saling mengganggu kedaulatan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing.

“Sebagai presiden, itulah upaya saya mencegah campur tangan asing dalam urusan negara kita,” jelasnya.

Begitu pula dalam tataran masyarakat. SBY meminta rakyat tidak menjadikan kemajemukan sebagai sumber perpecahan.

“Mari kita sama-sama jaga kerukunan. Tak cukup dengan teriak sana sini NKRI harga mati, pakai kaos dan ikat kepala, itu hanya retorika, kita butuh lebih dari itu,” ujarnya.

SBY juga menyebutkan, jangan lagi ada yang membenturkan Islam dengan Pancasila.

“Seolah-olah ada kelompok yang mengaku paling NKRI, yang lain bukan, mengaku paling bhinneka yang lain bukan, ini tidak benar. Kita semua sama, jangan dikotak-kotakkan,” terangnya.

“Jika kerukunan ini bisa dijaga dan keutuhan dapat dipelihara, dengan izin Allah, Indonesia akan tetap utuh, tak akan terpecah-belah,” imbuh SBY.

(rilis/dik)