Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan tokoh penting bagi bangsa Indonesia. Tak hanya Indonesia, namun juga dunia. Rasanya saya tak berlebihan jika harus berkata demikian.
Sederet prestasi Indonesia di mata dunia merupakan adalah hasil kerja keras dan pemikiran yang ia dedikasikan kepada nusa dan bangsa. Oleh sebab itu, SBY dianggap sebagai pemimpin dunia yang mampu memimpin negara demokrasi dengan stabilitas politik yang berkelanjutan.
SBY sangat dihormati oleh pemimpin-pemimpin di seantero dunia, karena ia mampu memimpin negara besar dengan penduduk yang besar dengan beragam etnik, agama, budaya, terutama di masa-masa transisi dan tranformasi demokrasi.
Sekiranya tak mudah dan butuh sosok yang tegas, berintegritas, cakap, dan cerdas untuk memimpin Indonesia di masa-masa transisi. Namun, SBY mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menyandingkan Islam, Demokrasi, dan pembangunan dalam satu jalur dan beriringan secara damai. Bahkan, majalah terkemuka TIME pun tak sungkan mengatakan SBY adalah orang di balik bangkitnya Indonesia.
Penghargaan dunia kepada SBY tampak pada sejumlah penghargaan internasional. Salah satunya adalah Global Statesmanship Award yang diberikan oleh World Economic Forum. Penghargaan ini sangat spesial, karena SBY adalah pemimpin Asia pertama yang mendapatkan penghargaan ini.
Nah, kerja keras dan dedikasi SBY selama ia menjabat presiden itulah yang kemudian menjadikannya tokoh penting di Indonesia dan dunia. SBY pastinya akan selalu menjadi inspirasi melalui sumbangan pemikirannya untuk membangun dunia lebih baik untuk kita semua.
Ketika ia mampu mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan waktunya dan lengser dengan cara damai, saya meyakini SBY sampai kapan pun akan tetap dicari dan ditemui sebagai tempat mengadu.
Baru-baru ini, SBY menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakhrisnan beserta rombongan. Dalam pertemuan itu didiskusikan perkembangan kawasan dan dunia termasuk bagaimana sebaiknya ASEAN berperan di masa depan.
Sebelumnya, SBY juga menerima Dubes Kerajaan Belanda, Rob Swartbol untuk berdiskusi mengenai situasi Indonesia dan dunia.
Kecakapan SBY terbukti tak hanya sebatas kawasan nasional dan regional semata. Ia juga dipandang sebagai tokoh penting bagi dunia internasional. Beberapa kali ia juga diminta menjadi pembicara di forum-forum internasional untuk menyumbangkan pemikirannya. Umur memang menua, namun pemikiran dan kecerdasannya tak ada duanya.
Salut, Pak SBY!
(Yugo Tara/Kompasiana/dik)