Oleh: Haris Wijaya*)
Terbangun aku, mendengar suara pramugari Citylink Airbus A320 – 200. Ia menawarkan sarapan pagi pada kami, para penumpang yang sedang menuju bandara terbesar di seluruh Sumatera, Bandara Kuala Namu, Jumat, 7 April 2017.
Kubuka mata. Terlihat pemandangan indah dari jendela kabin pesawat. Cahaya mentari pagi dikelilingi langit biru dan awan beriring, membuat terpesona mata memandang.
Singkat cerita, kini, tibalah kami di Rumah Politik Hinca. Terlihat para kader utama Partai Demokrat Uli Silalahi, Panti Silaban, Jumadi Sihombing dan Hendrik Sitompul. Mereka berkumpul bersama masyarakat pemerhati budaya Tebing Tinggi .
Bang Hinca Padjaitan, Sekjen Partai Demokrat, pernah mengatakan padaku “Pelihara dan jaga serta lestarikan budayamu. Politik adalah cara memperjuangkannya”. Ini jugalah yang menjadi tema pelatihan pendidikan politik di Rumah Politik Hinca, hari ini.
Bung Ferdinand Hutahaean, komunikator politik Demokrat, Bung Heri Hutajulu, Pengurus DPP Partai Demokrat, dan Bung Rio “sastrawan bahasa kalbu” (begitu kami menyebutnya), memperhatikan Bang Hinca memberikan motivasi pendidikan politik. Pelajaran yang membuat kami bersemangat mendengarkannya.
Apa sih Rumah Politik Hinca? Aku bertanya, ingin tahu.
Bung Rio kemudian menjelaskan. Tujuan berdirinya rumah politik ini adalah “Ikhtiar untuk Indonesia menyiapkan Pemimpin Masa Depan, di Abad ke-21” untuk semua Generasi Muda Indonesia Emas 2045. Sekaligus suatu wadah untuk menampung beragam gagasan tentang masa depan bangsa, khususnya di Sumatera Utara. Tentu berbagai gerakan sosial juga digerakkan dari rumah politik ini.
Bang Hinca, si anak Kisaran, memang tidak ada lelahnya mengabarkan apa itu Partai Demokrat ke seluruh negeri Indonesia. Komitmen dan kecintaannya terhadap partai ini terlihat jelas dalam pandangan mata kami, selama mendampingi beliau turun kerja politik ke daerah-daerah seluruh Indonesia .
Demikianlah sekilas tentang Rumah Politik Hinca, di Medan, Sumatera Utara.
*)Koordinator Depko Polhukam DPP-PD
(wan/dik)