Jakarta: Putera sulung Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono, akan melaunching The Yudhoyono Institute malam ini. Apakah bakal jadi kendaraan untuk Pilpres 2019?
Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, tak menampik spekulasi itu. Menurutnya, lembaga kajian ini dibuat memang untuk mengembangkan Agus Yudhoyono, sekaligus sebagai kontribusi AHY bagi negara.
“Ikhtiar untuk ke depan, jika publik membacanya demikian bakal digadang untuk jadi pemimpin nasional di masa yang akan datang, ya kita serahkan ke masyarakat jika ada anggapan seperti itu,” ucap Hinca, Kamis (10/8).
“Totally, Yudhoyono Institute ini tentu berisi aktivitas akademik pemikiran guna mengisi arah kebangsaan arah bernegara, kita mengantisipasi Indonesia emas dan Indonesia berlari di tahun 2045,” imbuhnya.
Hinca menjelaskan alasan AHY memilih berkiprah di The Yudhoyono Institute, ketimbang Partai Demokrat yang dipimpin ayahnya. Lantaran partai sebagai keluarga besar, sementara Yudhoyono sebagai lembaga non-politik.
“Justru semakin banyak kendaraan yang kita bikin, kesempatan AHY untuk mengembangkan diri semakin lebih besar,” kata Hinca.
“Kalau AHY di Demokrat kan sebagai keluarga besar Demokrat, tapi Yudhoyono Institute kita ingin membuat arah masa depan Indonesia emas dengan pikiran besar bernegara, untuk meneruskan pikiran SBY selama 10 tahun. Dan komando dipercayakan ke AHY yang punya latar belakang yang luar biasa, kan beliau lulusan Harvard punya latar belakang militer,” imbuhnya.
Chief Communication Officer The Yudhoyono Institute, Ni Luh Putu Caosa Indryani, mengatakan lembaga ini bersifat non-politik, artinya tidak terkait partai politik manapun dan bukan untuk kepentingan politik siapapun.
“Ini lembaga independen non-politik praktis,” ucap Ni Luh Putu Caosa Indrayani, Selasa (8/8).
Menurutnya, lembaga ini sebetulnya dibentuk oleh SBY dalam SBY Center, setelah Ketua Umum Partai Demokrat itu tak lagi menjabat sebagai presiden. Namun baru Kamis (10/8) The Yudhoyono Institute dilaunching.
“Baru aktif sekarang karena harus ada persiapan, izin dan sebagainya,” ujarnya.
AHY akan menjadi Direktur Eksekutif, dengan Ketua Tim Penasihat SBY dan salah satu anggotanya Dino Pati Djalal.
Beberapa kegiatan yang akan berlangsung adalah ‘School of Leadership & Management’, ‘Leadership Seminar Series’, ‘Rountable Discussion’, ‘Collaboration with Think Tank in APAC’ dan ‘Publication’. Slogan lembaga iini adalah ‘Liberty, Prosperity, Security’.
Sebagaimana diketahui, AHY meski tidak masuk dalam struktur Partai Demokrat, namun turut sebagai tokoh yang digadang-gadang maju di Pemilu tahun 2019. Bahkan, dalam pertemuan SBY dan Prabowo di Cikeas 27 Juli lalu, AHY dispekulasikan sebagai cawapres.
(kumparan/dik)