Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat M Rifai Darus (Twitter)

Oleh: M. Rifai Darus/MRD*)

Etika dalam berkomunikasi adalah hal yang utama disamping kebenaran berita atau informasi yang dikomunikasikan.

Sedih kita melihat bentuk komunikasi yang dilakukan oleh istana melalui salah satu staff KSP sdr Ali Mochtar Ngabalin selama ini.

Dengan nada yang tinggi, jiwa ngotot yang luar biasa, bahkan seolah-olah mengetahui segala hal dan mampu mewakili keputusan presiden terhadap sesuatu yang belum tentu diputuskan oleh seorang presiden.

Bahkan terakhir, AMN mengeluarkan statement tentang cara Ketua Umum PD Bapak SBY dalam berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Sungguh sangat Lucu melihat AMN berkesimpulan terhadap sesuatu pengetahuan yang minim terkait komunikasi kedua tokoh bangsa kita ini.

Saya setuju dan mendukung penuh peringatan pak SBY agar AMN hati-hati dalam berbicara.

Oleh karena itu, istana harus mengatur kembali pola komunikasi dan menempatkan orang-orang yang lebih beretika dalam berkomunikasi politik.

Tata cara komunikasi politik yang dicontohkan Pak SBY merupakan suritauladan yang patut kita tiru dengan situasi dan kondisi Bangsa kita yang carut marut sistem komunikasi politiknya.

Jika istana salah dan keliru dalam melakukan komunikasi politik kepada publik, maka suara dari istana akan menjadi sumber perpecahan bangsa ini.

*)Wakil Sekjend DPP Partai Demokrat