Anggota DPR RI asal Sultra (dari Fraksi Demokrat) Umar Arsal (tengah helm biru) saat meninjau Pembangunan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Sultra. (ist)

Jakarta: Berbagai upaya terus dilakukan oleh anggota DPR RI asal Sulawesi Tenggara Umar Arsal, diantaranya memastikan pembangunan infrastruktur bagi masyarakat dan pembangunan lainnya. Seperti halnya yang dilakukan anggota Komisi V ini terus mendorong dan memantai pembangunan Bendungan Landongi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya selaku anggota DPR RI memastikan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah. Apalagi pembangunan tersebut ada di wilayah daerah pemilihan saya, jadi perlu kita dorong agar bisa berjalan dengan baik,” tegas Umar Arsal saat melakukan kunjungan kerja belum lama ini.

Dikatakan Ketua Divisi Divisi Tanggap Darurat dan Bantuan Kemanusiaan DPP Partai Demokrat tersebut, Satker Penanggungjawab Pembangunan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), diminta melibatkan masyarakat dan pengusaha lokal dalam proses pembangunan multiyears yang menggunakan dana APBN 2017 senilai Rp 844 Miliar lebih.

“Kita minta anggaran negara harus benar berjalan dengan baik dan efektif. Agar masyarakat bisa merasakan hasilnya,” katanya.

Anggota DPR RI asal Sultra (dari Fraksi Demokrat) Umar Arsal saat meninjau Pembangunan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Sultra. (ist)

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sultra, Umar Arsal saat meninjau pembangunan Bendungan Ladongi mengungkapkan, bendungan terbesar satu-satunya yang ada di wilayah Sultra itu sudah diperjuangkan sejak 2013 lalu, namun baru saat ini terealisasi.

“Saya minta Satker pembangunan bendungan agar memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal dalam rangka pemberdayaan dan mengurangi angka pengangguran,” ujar Umar Arsal, yang didampingi wakil Ketua DPRD Sultra Jumardin dan Ketua Rumah Aspirasi Umar Arsal, Supyan Hadi, Sabtu (5/8/2017).

Sementara itu, Kepala Satker Bendungan Ladongi Wiwin Andoro menjelaskan, realisasi pembangunan bendungan tersebut baru mencapai 8,7 persen, dengan target penyelesaian hingga tahun 2020. Namun, pihak Hutama Karya dan Bumi Karsa berjanji akan menyelesaikannya lebih cepat hingga 2019.

Wiwin menambahkan, tahapan teknis penganggaran pembangunan bendungan yakni tahun 2016 sejumlah Rp 20 Miliar, tahun 2017 sebesar Rp 155 Miliar lebih, tahun 2018 Rp 259 Miliar lebih, tahun 2019 mencapai Rp 303 Miliar lebih dan tahun 2020 mencapai Rp 126 Miliar lebih.

Bendungan Ladongi  akan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan irigasi seluas 3.604 Ha, dengan jumlah petani yang mendapat manfaat 2.426 jiwa. selain itu juga dimanfaatkan untuk pemenuhan air baku, PLTA, pengendalian bencana banjir dan obyek wisata.

(rilis/dik)