Frans Sianturi (dokpri)

Oleh: Frans Sianturi*)

Dunia melahirkan sosok tokoh publik yang memiliki nama besar dan prestasi besar yang kelahirannya jatuh pada tanggal 17 Februari. Sebut saja seperti Michael Jordan, Marc Marquez, Ed Sheeran, Paris Hilton, Tobias Mayer dan Billy Armstrong sang gitaris Greenday. Mungkin juga saya menambahkan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, sosok fenomenal di dunia hiburan Indonesia (jangan ada perdebatan atas kedua nama terakhir, opini penulis setelah riset cukup dalam).

Tapi ternyata sosok Viktor Laiskodat (Politisi Nasdem) juga lahir pada tanggal yang sama yakni 17 Februari. Lantas, apakah dia masuk dalam jajaran nama besar dan memiliki prestasi besar? Dalam benak saya, Viktor Laiskodat beberapa waktu yang lalu membuat sesuatu yang besar, volume ucapannya hampir saja memecahkan ruang-ruang kaca persatuan. Apa yang dilakukannya ?

Pidato Viktor Laiskodat di Provinsi NTT beberapa waktu lalu mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, sebab dalam ucapannya “diduga” terlontar beberapa kalimat yang berisikan tuduhan tak berdasar yakni Partai Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat sebagai partai yang mendukung kelompok ekstrimis dan pendukung khilafah. Pernyataan tersebut diucapkan dengan alasan penolakan keempat partai di atas terhadap PERPPU Ormas yang diterbitkan oleh pemerintah.

Hari berlalu pasca pidato yang disampaikannya di hadapan publik tersebut, namun belum ada keinginan dari Viktor Laiskodat untuk meminta maaf. Keengganan tersebut didasarkan argumen klise bahwa video yang tersebar adalah buah hasil tangan editor yang menihilkan keaslian dan kebenaran. Baiklah, hal tersebut tentu hanya masalah waktu. Bagaimana pembuktian orisinalitas video dapat dipertontonkan kembali kepada kita.

Saya menjadi ingat seseorang jika melihat perilaku Viktor Laiskodat berpidato tempo lalu, yakni seorang wasit dari Eropa Timur yang bernama Viktor Kassai. Keduanya memiliki kesamaan nama “VIKTOR”, lantas apa kesamaan berikutnya ?

Memang, Viktor Kassai tidak “ekstrem”seperti Byran Moreno yang merupakan wasit Piala Dunia 2002 yang didaulat sebagai wasit paling kontroversial sejagad raya. Namun sisi kontroversi Viktor Kassai juga cukup banyak, bahkan kariernya sempat meredup pasca kepemimpinannya di EURO 2012 kala Inggris berhadapan dengan Ukraina. Ia menganulir gol Ukraina dan tentunya berdampak baik kepada Timnas Inggris.

Viktor Kassai kembali dihujat, kali ini secara khusus ia mendapat badai kritik dari pendukung Bayern Muenchen dan sejumlah Media di Jerman. Kepemimpinannya di Liga Champions yang mempertemukan Real Madrid dan Bayern Muenchen. Banyak keputusannya yang kontroversial, silakan bertemu dengan “mbah google” untuk melacak apa saja kesalahannya.

Namun terdapat perbedaan yang fundamental antara Viktor Kassai dan Viktor Laiskodat, yakni sikap gentle yang ditunjukkan oleh Viktor Kassai usai ia merugikan negara Ukraina dalam pertandingan melawan Inggris. Kassai meminta maaf telah menganulir gol Ukraina. Permintaan maaf tersebut walau hanya menjadi perban kecil untuk luka 45 Juta Penduduk Ukraina, tapi kita patut apresiasi tindakannya.

Lantas, apa yang ditunggu oleh Viktor Laiskodat untuk meminta maaf? Pidato Kontroversial itu juga telah memberi luka kepada 45 Juta dari akumulasi pendukung Demokrat, Gerindra, PKS dan PAN (Data: Pileg 2014). Tentu tidak hanya itu, banyak kelompok masyarakat yang merasa bahwa pidato tersebut tidak layak untuk diucap oleh seorang Ketua Fraksi Partai Politik.

Catatan terakhir dari saya adalah sesat pikir yang terkandung dalam kalimat Viktor Laiskodat. Logika yang ia gunakan sangat berantakan dan tidak berdasar. Partai Demokrat sejak didirikan pada tahun 2001 memilih ideologi Nasionalis-Religius, hal tersebut yang membuat Partai Demokrat menjadi Partai Penyeimbang atau Partai Tengah. Ideologi tersebut diperkuat oleh lirik-lirik syahdu dari mars dan hymne Partai Demokrat. Salah satu lirik hymnenya berbunyi: “Sebagai Putra-Putri Partai Demokrat, Pengawal dan Pengamal SUCI PANCASILA.”

 

Lirik tersebut memiiki cita luhur dan semangat yang konsisten dari Partai Demokrat untuk tumbuh bersama bangsa ini menjaga persatuan dalam selimut kebhinekaan. Jika Demokrat mendukung Khilafah seperti yang disebut oleh Viktor Laiskodat, maka saran saya Viktor Laiskodat perlu mengikuti studi mengenai Manifesto Partai Demokrat. Agar kelak perilaku dan etika politik beliau dapat mempersatukan umat bukan memecah belah kesatuan.

Viktor Laiskodat, kami tunggu maaf-mu.

Untuk Nasdem, restorasi yang didengungkan silakan dibisikkan kepada Viktor.

Selamat menuju perubahan, Viktor Laiskodat.

*)Staf Ahli Sekretaris Jenderal Partai Demokrat