Surabaya: Presiden Indonesia ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan para ulama se-Jawa Timur. Dalam pertemuan itu, SBY mengatakan ada tiga isu internasional yang harus diwaspadai Indonesia.
“Ada tiga isu yang harus diwaspadai bangsa ini,” kata SBY di sela acara pertemuan dan buka puasa bersama dengan ulama se-Jatim di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (16/6/2017).
Isu internasional pertama yang perlu diwaspadai adalah soal krisis diplomatik yang terjadi antara Qatar dan negara-negara di Teluk Arab, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.
SBY menerangkan konflik Qatar dengan negara-negara Teluk dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat (AS), untuk melemahkan negara-negara Islam, ataupun ada kepentingan tertentu. Apalagi konflik tersebut terjadi setelah ada persetujuan Qatar membeli jet tempur F-15 dari AS seharga USD 12 miliar.
“Di sisi lain, negara-negara Teluk semakin menyolidkan barisan untuk memutuskan hubungan dengan Qatar. Jika tidak dilerai sejak dini, dikhawatirkan terjadi perang. Mungkin bagi negara Barat tidak akan prihatin. Tapi bagi masyarakat dan peradaban Islam, tentu ini memprihatinkan,” ucap Ketua Umum Partai Demokrat itu.
“Kedua, maraknya aksi terorisme di negara-negara Eropa. Ketiga, Islamophobia yang mulai mewabah di dunia,” SBY menuturkan.
Terkait dengan isu kedua, yakni maraknya aksi terorisme di Eropa, seperti Prancis dan Inggris, SBY mengatakan hal itu dapat menimbulkan Islamophobia.
“Perasaan benci, tidak suka dan takut kepada semua yang berbau Islam. Islamophobia ini kian mewabah seiring dengan maraknya aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam di Eropa,” katanya.
“Insya Allah kita bisa memberikan kontribusi pada dunia, untuk mencarikan solusinya. Indonesia bisa menjadi contoh, bagaimana Islam Nusantara menjadi rahmatan lil alamin. Kita harus menetralisir Islamophobia dengan cara yang baik,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, SBY mengajak para ulama di seluruh Indonesia menyampaikan bahwa Islam adalah agama damai dan tidak identik dengan kegiatan terorisme.
“Mari kita gelorakan Islam sesungguhnya dengan cara-cara santun dan Islami,” ucapnya.
(detik/dik)