Presiden RI ke-6 (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dan Gubernur NTB, M. Zainul Majdi, Jumat tanggal 21 Oktober 2011 melakukan seremoni peletakan batu pertama pembangunan kawasan wisata Mandalika Resort, Lombok Tengah, NTB. (facebook/SBYudhoyono)

Ir Rudi Kadarisman*)

Pembangunan sebuah bangsa selalu berkelanjutan dari masa ke masa. Memasuki usia ke 70 tahun, Indonesia dipimpin oleh setiap presiden yang selalu dan membaktikan diri untuk membangun bangsa tercinta ini. Hal itu pula adalah fakta yang terlihat dalam diri Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selama 10 tahun memimpin bangsa ini, beliau membangun bangsa ini ke arah yang lebih maju. Infrastruktur ditingkatkan, dan yang lebih utama adalah membuka akses masuk ke daerah-daerah tertinggal. Selama 10 tahun tersebut, salah satu yang kini menjadi kontroversial adalah berkaitan dengan proyek Mandalika di NTB.

Klaim yang disampaikan pemerintahan sekarang tentang keberhasilan proyek Mandalika adalah sebuah kekeliruan besar. Karena 2011 silam proyek tersebut sudah diresmikan oleh SBY. Ini menunjukan sebuah sikap yang tidak menghargai jasa pendahulu.

Harusnya pemerintah hari ini wajib mengapresiasi semua kepemimpinan karena apa yang dilakukan hari ini adalah kelanjutan dari semua bentuk kerja yang telah dilaksanakan pemerintahan sebelumnya. Sehingga tidak gegabah dalam memberi statement ke publik. Karena publik mengerti dan memahami bahwa apa yang terjadi hari ini adalah berkat dari penjasa-penjasa bangsa.

Sehingga terima kasih untuk semua penjasa bangsa ini, kita tidak boleh sesekali melupakan sejarah. Khusus untuk SBY, beliau adalah presiden pertama yang dipilih rakyat selama 2 periode. Jasa dan pengabdian beliau tak akan pernah lekang oleh waktu.

Terima Kasih

*)Ketua Divisi Keamanan Internal DPP-PD