Video itu menayangkan adegan seorang lelaki berlari dengan sangat cepat di sebuah jalan raya. Tiba-tiba ia melompat dan menghantam kaca belakang sebuah mobil di parkiran… dengan kepalanya!
Di adegan lainnya tampak orang menghantam kap mobil dengan tapak tangannya lantas melemparkan sepeda ke mobil tersebut. Orang lainnya melompat dan menabrakkan diri ke kaca mobil yang tengah berjalan. Ada pula adegan lelaki dan perempuan bermata nyalang berguling-guling di tegah jalan raya sembari terus berteriak dengan ocehan tak jelas…
Itulah gambaran nyata bahwa orang-orang itu memang sedang tidak dalam keadaan sadar. Mereka berada dalam kondisi kehilangan kesadaran parah. Mereka lebih mirip zombi dibandingkan manusia. Mereka adalah korban Flakka, sejenis narkoba sintetis.
Di video lainnya, seorang remaja putri memakai rok panjang biru tua dan kemeja batik biru muda tampak berguling-guling di tengah jalan. Mulutnya meracau, mengucapkan kalimat tak jelas, meski dapat disimak itu adalah bahasa daerah bercampur bahasa Indonesia. Jelas remaja itu sedang dalam keadaan tak sadar. Ia dipengaruhi narkoba. Entah jenis apa.
Kedua video tadi ditayangkan di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Partai Demokrat di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Minggu malam, 8 Oktober 2017. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan memimpin langsung Musrembang tersebut.
Selain dihadiri Hinca, Musrembang itu diikuti istrinya, Engelberta Hinca Pandjaitan, Anggota FPD DPR-RI Herman Khaeron, Ketua DPD-PD Jabar Iwan Sulandjana, Ketua DPC-PD Kota Cirebon (juga Wali Kota Cirebon) Nasrudin Azis, Ketua Timnas Serbu Ranting Demokrat Jackson Kumaat, Ketua Divisi Keamanan Internal DPP-PD Rudi Kadarisman, Pengurus Dept Polhukam DPP-PD Haris Wijaya, Sekretaris Divisi Komunikasi Publik DPP-PD Hilda Thawila, Sekretaris Departemen Agama DPP-PD Elfira Kaunang, Anggota FPD DPRD Jabar Wawan Setiawan, para kader dari DPP-PD Bobby Batubara, Redi Susilo, Wasinthon Simbolon, M Natsir Ubaya, juga kru Media Centre DPP-PD, para kader Demokrat se-Kota Cirebon, juga para tokoh masyarakat se-Kota Cirebon.
Kali ini, kata Hinca, Musrembang mengangkat satu tema besar: memerangi peredaran narkoba di Kota Cirebon. Partai Demokrat beranggapan persoalan ini adalah persoalan serius. Seluruh komponen bangsa mesti terlibat dalam pencegahan peredarannya.
Hinca menegaskan, saat ini Demokrat punya Gerakan Nasional Pemberantasan Narkoba dan Pencegahan HIV AIDS . Para kader dan anggota Demokrat serta masyarakat luas harus memahami betapa mengerikannya bahaya narkoba. Menjadi kewajiban kader, anggota Demokrat dan masyarakat memberantas narkoba di lingkungannya.
Fakta saat ini, narkoba telah menyerang generasi muda di delapan penjuru tanah air. Kota Cirebon juga tidak lepas dari serangan itu karena narkoba bahkan telah masuk ke lingkungan terdekat kita.
Menyikapi pengantar dari Hinca, Nasrudin Azis menyatakan, maraknya pereedaran narkoba di berbagai pelosok tanah air tidak bisa dipungkiri. Ia juga menyatakan rasa bangganya pada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Hinca Pandjaitan karena telah menyampaikan pada kader dan anggota Demokrat tentang bahayanya narkoba, sekaligus mengedepankan cara-cara kemanusiaan dalam pemberantasannya.
Nasrudin Azis menyatakan, guna menahan laju peredaran narkoba, Kota Cirebon telah menetapkan perda nol persen minuman keras atau nol persen minuman beralkohol. Ia meyakini, masyarakat yang mengonsumsi minuman keras tinggal satu langkah lagi untuk menjadi pemakai narkoba. Ia juga memperjuangkan agar Kota Cirebon meningkatkan alokasi APBD untuk pemberantasan narkoba.
Wawan Setiawan mengatakan pihaknya juga merasa sangat prihatin terhadap peredaran narkoba di Jawa Barat, termasuk di Kota Cirebon. Karena itu, DPRD Jabar akan berjuang keras mengalokasikan APBD bagi pemberantasan narkoba di Kabupaten/Kota se-Jabar.
Iwan Sulandjana menyatakan, pemberantasan narkoba harus dilakukan di segala lini. Masyarakat harus kembali mengangkat kearifan lokal di daerahnya. Generasi muda harus diberikan beragam aktivitas positif sehingga tidak melakukan aktivitas negatif. Mereka harus kembali diajarkan mencintai kesenian daerah misal wayang golek dan lainnya. Sebaliknya masyarakat luas juga memanfaatkan pagelaran kesenian sebagai sarana memberikan pelajaran kepada generasi muda.
Pernyataan bahayanya narkoba juga disampaikan Herman Khaeron. Ia menegaskan, jika dibiarkan maka narkoba akan menghancurkan masa depan generasi muda.
Herman Khaeron sepakat, pemberantasan narkoba harus melibatkan semua elemen masyarakat. Ia akan membicarakan hal ini di Fraksi Demokrat DPR RI. Selanjutnya Fraksi Demokrat DPR-RI akan berjuang agar alokasi APBN bagi pemberantasan narkoba seIndonesia bisa naik secara signifikan .
Secara pribadi, Herman Khaeron akan mendirikan forum anti-narkoba se-Cirebon. Forum ini memiliki kegiatan penyuluhan, pementasan budaya dan lainnya. Kesemuanya adalah jalan memberantas narkoba di Cirehon. Selain itu, Herman Khaeron akan bekerjasama dengan BNN dalam pemberantasam narkoba.
Para kader Demokrat dan tokoh masayrakat se-Cirebon mengakui bahwa narkoba telah menyerang lingkungan terdekat. Maraknya peredaran narkoba tak lepas dari kemiskinan warga (terutama disebabkan korupsi). Ada warga yang mengambil jalan pintas dengan menjadi pengedar narkoba agar kesejahteraannya meningkat.
Masyarakat mendukung rencana Demokrat mengaktifkan Ranting Demokrat sebagai benteng terdepan pencegahan narkoba. Mereka sepakat , alokasi anggaran (di kota, provinsi, atau nasional) harus ditambah untuk pemberantasan narkoba. Mereka pun mengapresiasi karena Demokrat telah menggelar dialog langsung dengan warga demi memberantas narkoba.
Menyikapi semua pendapat di atas Hinca Pandjaitan menegaskan, satu yang pasti, tidak boleh seorang pun anak bangsa hancur masa depannya karena narkoba. Kader dan anggota Demokrat harus aktif mencegah narkoba. Demokrat juga mendesak pemerintah memberantas narkoba.
Demokrat akan memperjuangkan agar alokasi anggaran pemberantasan narkoba diutamakan sebab luar biasa ancaman kejahatannya bagi hancurnya anak bangsa.
Demokrat telah pula menjalankan “Gerakan Nasional Demokrat Berantas Narkoba” dengan “Politik 6R” yakni research, respect, realize, reject, report dan recovery.
Di akhir kalimatnya, Hinca Pandjaitan mengatakan,” Tak ada yang mampu memberantas narkoba sendirian. Seluruh kader Demokrat, pemerintah dan rakyat harus bersatu memberantas narkoba untuk menyelamatkan anak bangsa dari kehancuran.”
Acara itu ditutup dengan kesepakatan bahwa Demokrat dan masyarakat Kota Cirebon menyatukan tekad untuk memberantas narkoba.
(didik l pambudi)